Kendari (Antara News) - Masyarakat sejumlah kecamatan di Kabupaten Bombana masih membutuhkan fasilitas air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari.

"Selama ini, warga masih menggantungkan pada sumur gali. Dan walau sebagian ada yang sudah memanfaatkan sumur bor namun hanya masyarakat yang berkemampuan tertentu," ujar Amir (41), warga Desa Tontonua, Kecamatan Rumbia, Sabtu.

Ia mengatakan pernah ada proyek pengadaan air dengan mengalirkan air dari gunung dengan menyambung pipa ke rumah warga, namun tidak bertahan lama karena kualitas airnya keruh dan berwarna kuning saat hujan turun sehingga masyarakat tidak memanfaatkan dan lebih memilih untuk menggali sumur gali.

"Kami masih berharap agar pemerintah dapat memprogramkan kembali pengadaan sarana air bersih sebagai program sarana infrastruktur yang kini menjadi kebutuhan pokok dan mendesak," ujaranya.

Asisten II Setda Bombana Muh Aris yang dihubungi terpisah mengatakan pengadaan air bersih di lingkungan warga tetap menjadi prioritas terhadap daerah atau wilayah desa dan kelurahan yang memang belum memilik air bersih.

Ia mengatakan sejak 2015 hingga di tahun akan terus memprioritas pembangunan infrastruktur, tidak hanya pada pembangunan jalan dan jembatan namun juga perumahan dan air bersih. "Memang ada beberapa desa di Kecamatan Kabaena maupun di wilayah Rumbia dan Poleang yang belum tersentuh pengadaan air bersih. Namun di tahun ini sudah masuk dalam program prioritas," ujaranya.

Tanpa menyebut berapa besaran anggaran untuk proyek air bersih, namun menurut mantan camat Rumbia itu mengatakan untuk pembangunan proyek infrastruktur jalan dan jembatan dan sudah termasuk pembangunan perumahan dan air bersih, oleh pemerintah sudah mengalokasikan lebih ratusan miliar.

"Yang pasti bahwa perhatian pemerintah daerah maupun pusat melalui (APBD/APBN) 2016 mengalokasikan Rp100 miliar dan Rp35 miliar lebih," ujaranya.

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024