Kendari (Antara News) - Pemerintah Sulawesi Tenggara (Sultra) pada tahun anggaran 2016-2017 untuk mengusulkan membangun sebuah sekolah untuk anak autis khususnya di daerah pesisir.
"Sultra dengan memiliki 17 kabupaten kota, belum memiliki sekolah khusus bagi anak yang memiliki berkelebihan khusus padahal sembilan kabupaten dan kota itu merupakan wilayah kepulauan," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra Damsid di Kendari, Jumat.
Menurut Damsid, saat ini yang melakukan pembinaan dan memberi terapi kontinyu bagi anak-anak autis dibina melalui Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) Autis Pusat Sultra di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi, bukan sekolah luar biasa (SLB).
Pernyataan Damsid tersebut dalam rangkaian acara `talk show` autis dalam rangka Hari peduli Autis se-Dunia yang menghadirkan aktris sekaligus menginspirasi anak-anak autis, Marisa Haque di Kota Kendari yang juga dihadiri Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh dan Staf Ahli Gubernur Sultra Zuhudin Kasim dan Kepala UPTD Pusat Autis Sultra Haerani Haeba.
Menurut Damsid perlunya mendirikan sekolah untuk anak berkelebihan khusus itu, karena jumlah anak autis di Sultra tergolong cukup banyak walaupun diakuinya data jumlah anak autis belum terdata di seluruh wilayah kabupaten khususnya yang ada di daerah pesisir kepulauan.
"Yang pasti bahwa, wajar bila pemerintah pusat untuk membantu dalam hal membangun sekolah khusus termasuk peralatan, dan sarana prasarana untuk anak-anak autis khususnya yang ada di daerah pesisir," ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, di UPTD pusat autis Sultra yang ada di Kecamatan Poasia Kota Kendari, baru membina sedikitnya 78 anak binaan dalam proses terapi, dan sebanyak 4 orang sudah sembuh.
Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh dalam keterangan terpisah mengatakan mendukung rencana pemerintah dalam hal Diknasbud Sultra untuk membangun sebuah sekolah khusus bagi anak-anak autis di daerah pesisir.
"Soal anggaran tentu kami di DPRD Sultra akan mendukung sepanjang itu untuk membantu pendidikan dan sekaligus persamaan hak antara anak autis dengan anak yang normal, sebab anak-anak berkelebihan khusus itu merupakan anugerah yang sangat indah yang diberikan oleh Allah SWT," ujarnya.
Menurut Politisi PAN Sultra itu mengatakan, anak-anak autis bukanlah suatu yang harus diratapi melainkan potensi yang tak ternilai harganya.
"Sultra dengan memiliki 17 kabupaten kota, belum memiliki sekolah khusus bagi anak yang memiliki berkelebihan khusus padahal sembilan kabupaten dan kota itu merupakan wilayah kepulauan," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra Damsid di Kendari, Jumat.
Menurut Damsid, saat ini yang melakukan pembinaan dan memberi terapi kontinyu bagi anak-anak autis dibina melalui Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) Autis Pusat Sultra di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi, bukan sekolah luar biasa (SLB).
Pernyataan Damsid tersebut dalam rangkaian acara `talk show` autis dalam rangka Hari peduli Autis se-Dunia yang menghadirkan aktris sekaligus menginspirasi anak-anak autis, Marisa Haque di Kota Kendari yang juga dihadiri Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh dan Staf Ahli Gubernur Sultra Zuhudin Kasim dan Kepala UPTD Pusat Autis Sultra Haerani Haeba.
Menurut Damsid perlunya mendirikan sekolah untuk anak berkelebihan khusus itu, karena jumlah anak autis di Sultra tergolong cukup banyak walaupun diakuinya data jumlah anak autis belum terdata di seluruh wilayah kabupaten khususnya yang ada di daerah pesisir kepulauan.
"Yang pasti bahwa, wajar bila pemerintah pusat untuk membantu dalam hal membangun sekolah khusus termasuk peralatan, dan sarana prasarana untuk anak-anak autis khususnya yang ada di daerah pesisir," ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, di UPTD pusat autis Sultra yang ada di Kecamatan Poasia Kota Kendari, baru membina sedikitnya 78 anak binaan dalam proses terapi, dan sebanyak 4 orang sudah sembuh.
Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh dalam keterangan terpisah mengatakan mendukung rencana pemerintah dalam hal Diknasbud Sultra untuk membangun sebuah sekolah khusus bagi anak-anak autis di daerah pesisir.
"Soal anggaran tentu kami di DPRD Sultra akan mendukung sepanjang itu untuk membantu pendidikan dan sekaligus persamaan hak antara anak autis dengan anak yang normal, sebab anak-anak berkelebihan khusus itu merupakan anugerah yang sangat indah yang diberikan oleh Allah SWT," ujarnya.
Menurut Politisi PAN Sultra itu mengatakan, anak-anak autis bukanlah suatu yang harus diratapi melainkan potensi yang tak ternilai harganya.