Kendari (Antara News) - Petani di Kabupaten Bombana dianjurkan tetap menggunakan pupuk organik dari kotoran peternakan, karena dinilai sangat menguntungkan untuk meningkatkan produksi petani.

Kadis Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Bombana Asis Fair melalui telepon dari Kendari, Minggu mengatakan pupuk dari kotaran peternakan milik warga di daerah itu cukup banyak, sehingga disayangkan bila tidak dimanfaatkan secara maksimal.

"Untuk apa harus memaksakan untuk menggunakan pupuk dalam kemasan pabrik (an organik), sementara potensi untuk menggunakan pupuk dari kotoran ternak bisa diperoleh dimana-mana. Dari hasil produksi pun justru lebih menguntungkan," ujarnya.

Ia mengatakan Dinas Pertanian Bombana terus melakukan pembinaan terhadap petani guna mendukung program swasembada pangan di daerah eks pemekaran dari Kabupaten Buton itu.

"Yang pasti bahwa kami tidak henti-hentinya membina para petani untuk meningkatkan sumber daya pengetahuan petani bagaimana bercocok tanam dengan baik dan benar," ujaranya.

Dikatakan, untuk mencapai swasembada pangan, petani harus diberikan prilaku sikap dan ketrampilan agar mampu meningkatkan produksi pangan, termasuk penggunaan pupuk yang tidak hanya bergantung pada pupuk kemasan (pabrik), tetapi bagaimana memberdayakan pupuk dari hasil kotoran ternak yang murah dan mudah dijangkau.

Bombana saat ini memiliki areal pertanian padi sawah mencapai 12 ribu hektare yang tersebar pada sejumlah kecamatan dari 22 wilayah kecamatan yang ada.

Dari luas areal padi sawah itu, sekitar 50 persen sawah irigasi teknis dan sisanya merupakan areal sawah tadah hujan yang diolah hanya sekali dalam setahun.

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024