Rumbia (Antara News) - Produksi padi di Kabupaten Bombana meningkat sekitar 35 persen atau meningkat dari 60 ribu ton gabah tahun 2014 menjadi 85 ribu ton pada 2015.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bombana, Azis Fair di Rumbia, Senin mengatakan peningkatan produksi petani disebabkan indeks pertanaman yang berubah dari satu kali panen selama satu tahun menjadi 2 atau 3 kali panen dalam setahun.
"Berubahnya indeks pertanaman itu sangat didukung oleh sarana infrastruktur yang telah dibangun seperti irigasi, sumur bor dan peralatan pertanian lainnya," ujarnya.
Fasilitas sumur bor, lanjut mantan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Bombana itu ditempatkan di 180 titik di Kecamatan Lantari Jaya dan Rarowatu Utara.
"Begitu pula dengan pembangunan dan rehabilitasi sejumlah irigasi, sehingga dengan seperti itu, petani sawah bisa panen lebih dari 2 kali dalam setahun," ucapnya.
Menurut Azis, dari 85 ribu ton gabah tersebut diproduksi pada lahan sawah tercetak seluas 14.227 hektare.
"Sawah yang tercetak sejak 2014 yaitu seluas 14.227 ha dan pada 2015 luas areal sawah ditambah 1.500 ha dengan peningkatan produksi mencapai 35 persen," ujarnya.
Tahun 2016 lanjut Asis, menargetkan agar pihaknya dapat meningkatkan produksi di atas 35 persen sebab selain sarana penunjang utama sudah ada, luas areal persawahan juga telah bertambah menjadi 22 ribu hektare.
Peningkatan produksi disertai dengan penambahan luas areal persawahan, lanjut Asis, sangat ditunjang dengan bantuan yang disalurkan kepada para kelompok tani.
"Tahun ini kami akan menyalurkan sebanyak 27 hand tractor, 30 unit pompa air serta 22 unit combai yang terdiri dari 8 unit yang kecil, 8 unit berukuran sedang dan 6 unit lainnya memiliki ukuran besar," urainya.
Selain itu, juga kelompok tani masih dibantu dengan mesin pengering gabah berkapasitas 13 hingga 35 ton sebanyak 4 unit.
"Pada 2015 mesin pengering padi dengan ukuran yang sama juga sudah pernah disalurkan sebanyak 3 unit," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bombana, Azis Fair di Rumbia, Senin mengatakan peningkatan produksi petani disebabkan indeks pertanaman yang berubah dari satu kali panen selama satu tahun menjadi 2 atau 3 kali panen dalam setahun.
"Berubahnya indeks pertanaman itu sangat didukung oleh sarana infrastruktur yang telah dibangun seperti irigasi, sumur bor dan peralatan pertanian lainnya," ujarnya.
Fasilitas sumur bor, lanjut mantan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Bombana itu ditempatkan di 180 titik di Kecamatan Lantari Jaya dan Rarowatu Utara.
"Begitu pula dengan pembangunan dan rehabilitasi sejumlah irigasi, sehingga dengan seperti itu, petani sawah bisa panen lebih dari 2 kali dalam setahun," ucapnya.
Menurut Azis, dari 85 ribu ton gabah tersebut diproduksi pada lahan sawah tercetak seluas 14.227 hektare.
"Sawah yang tercetak sejak 2014 yaitu seluas 14.227 ha dan pada 2015 luas areal sawah ditambah 1.500 ha dengan peningkatan produksi mencapai 35 persen," ujarnya.
Tahun 2016 lanjut Asis, menargetkan agar pihaknya dapat meningkatkan produksi di atas 35 persen sebab selain sarana penunjang utama sudah ada, luas areal persawahan juga telah bertambah menjadi 22 ribu hektare.
Peningkatan produksi disertai dengan penambahan luas areal persawahan, lanjut Asis, sangat ditunjang dengan bantuan yang disalurkan kepada para kelompok tani.
"Tahun ini kami akan menyalurkan sebanyak 27 hand tractor, 30 unit pompa air serta 22 unit combai yang terdiri dari 8 unit yang kecil, 8 unit berukuran sedang dan 6 unit lainnya memiliki ukuran besar," urainya.
Selain itu, juga kelompok tani masih dibantu dengan mesin pengering gabah berkapasitas 13 hingga 35 ton sebanyak 4 unit.
"Pada 2015 mesin pengering padi dengan ukuran yang sama juga sudah pernah disalurkan sebanyak 3 unit," ujarnya.