Kendari (Antara News) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wakatobi La Ode Abdul Latif menegaskan tidak ada kasus penderita gizi buruk di kabupaten itu.
"Tidak ada kasus anak usia lima tahun penderita gizi buruk di Tomia, Kabupaten Wakatobi," katanya melalui telepon dari Wangiwangi, ibukota Kabupaten Wakatobi, Kamis.
Kepala Dinas Kesehatan Abdul Latif menegaskan hal tersebut menanggapi foto anak laki-laki usia lima tahun asal Tomia yang diunggah di media sosial.
Dalam foto tersebut dijelaskan bahwa anak laki-laki berusia lima tahun tersebut hanya berbobot lima kilogram akibat menderita gizi buruk.
"Anak laki-laki yang fotonya diunggah di media sosial itu hanya berbobot lima kilogram bukan karena mgizi buruk tapi menderita penyakit radang paru," katanya.
Menurut dia, anak laki-laki di dalam foto tersebut sudah tangani di Puskemas Tomia dengan diberikan asupan gizi yang cukup selama kurang lebih dua bulan.
Kurun waktu tersebut kata dia, bobot badan anak bertambah 2,2 kilogram, namun kondisi fisiknya tidak dapat pulih karena anak yang bersangkutan menderita radang paru-paru.
"Oleh karena berdasarkan pemeriksaan medis anak tersebut menderita radang paru-paru, maka pihak Puskemas merujuknya berobat di rumah sakit umum Palagimata di Kota Baubau," katanya.
"Tidak ada kasus anak usia lima tahun penderita gizi buruk di Tomia, Kabupaten Wakatobi," katanya melalui telepon dari Wangiwangi, ibukota Kabupaten Wakatobi, Kamis.
Kepala Dinas Kesehatan Abdul Latif menegaskan hal tersebut menanggapi foto anak laki-laki usia lima tahun asal Tomia yang diunggah di media sosial.
Dalam foto tersebut dijelaskan bahwa anak laki-laki berusia lima tahun tersebut hanya berbobot lima kilogram akibat menderita gizi buruk.
"Anak laki-laki yang fotonya diunggah di media sosial itu hanya berbobot lima kilogram bukan karena mgizi buruk tapi menderita penyakit radang paru," katanya.
Menurut dia, anak laki-laki di dalam foto tersebut sudah tangani di Puskemas Tomia dengan diberikan asupan gizi yang cukup selama kurang lebih dua bulan.
Kurun waktu tersebut kata dia, bobot badan anak bertambah 2,2 kilogram, namun kondisi fisiknya tidak dapat pulih karena anak yang bersangkutan menderita radang paru-paru.
"Oleh karena berdasarkan pemeriksaan medis anak tersebut menderita radang paru-paru, maka pihak Puskemas merujuknya berobat di rumah sakit umum Palagimata di Kota Baubau," katanya.