Kendari (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun ini akan mendirikan dua unit Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai upaya mempersiapkan sumber daya manusia terampil di kabupaten itu.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buton Selatan, Maderuddin melalui telepon dari Kendari - di Buton Selatan, Selasa mengatakan dua unit SMK tersebut akan didirikan di Kecamatan Sampolawa dan Kecamatan Siompu di Pulau Siompu.
"Anggaran untuk membangun dua unit SKM di dua kecamatan itu sebesar Rp1,9 miliar bersumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI," katanya.
Menurut dia, pendirian dua SMK di dua kecamatan itu, untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang ingin menyekolahkan putra-putri mereka ke sekolah kejuruan yang mempersiapkan peserta didik menjadi tenaga-tenaga terampil siap pakai.
Dengan menguasai berbagai keterampilan kata dia, maka para peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan di SMK dapat langsung berkompetisi memperebutkan lapangan kerja atau menciptakan lapangan kerja sendiri.
"Jadi, bagi pelajar yang ingin segera mencari lapangan kerja setelah lulus sekolah menengah, maka pilihannya harus mengikuti pendidikan di SMK karena di SMK akan dididik dengan berbagai keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja," katanya.
Sementara pelajar yang bercita-cita melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi setelah lulus sekolah menengah kata dia, maka pilihannya harus mengikuti pendidikan di Sekolah Menengah Umum atau SMU.
"Di SMU peserta didik tidak diajari dengan keterampilan khusus seperti di SMK, melainkan diberikan pengetahuan atau pelajaran yang bersifat umum," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buton Selatan, Maderuddin melalui telepon dari Kendari - di Buton Selatan, Selasa mengatakan dua unit SMK tersebut akan didirikan di Kecamatan Sampolawa dan Kecamatan Siompu di Pulau Siompu.
"Anggaran untuk membangun dua unit SKM di dua kecamatan itu sebesar Rp1,9 miliar bersumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI," katanya.
Menurut dia, pendirian dua SMK di dua kecamatan itu, untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang ingin menyekolahkan putra-putri mereka ke sekolah kejuruan yang mempersiapkan peserta didik menjadi tenaga-tenaga terampil siap pakai.
Dengan menguasai berbagai keterampilan kata dia, maka para peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan di SMK dapat langsung berkompetisi memperebutkan lapangan kerja atau menciptakan lapangan kerja sendiri.
"Jadi, bagi pelajar yang ingin segera mencari lapangan kerja setelah lulus sekolah menengah, maka pilihannya harus mengikuti pendidikan di SMK karena di SMK akan dididik dengan berbagai keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja," katanya.
Sementara pelajar yang bercita-cita melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi setelah lulus sekolah menengah kata dia, maka pilihannya harus mengikuti pendidikan di Sekolah Menengah Umum atau SMU.
"Di SMU peserta didik tidak diajari dengan keterampilan khusus seperti di SMK, melainkan diberikan pengetahuan atau pelajaran yang bersifat umum," katanya.