Jakarta (Antara News) - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan potongan tumpeng kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

        Hal itu dilakukan Megawati Soekarnoputri pada pembukaan rapat kerja nasional (Rakernas) I dan peringatan ulang tahun ke-43 PDI Perjuangan di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Minggu.

        Megawati Soekarnoputri, usai membuka Rakernas I PDI Perjuangan yang ditandai dengan pemukulan gong, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng.

         Pada pemukulan gong dan pemotongan tumpeng itu, Megawati didampingi oleh Presiden Joko Widodo.

         Usai memotong tumpeng dan memberikannya kepada Presiden Joko Widodo, pembawa acara kemudian mengundang Wakil Presiden Jusuf Kalla naik ke panggung untuk menerima potongan tumpeng kedua.

         Jusuf Kalla pun naik ke atas panggung dan Megawati melakukan pemotongan tumpeng kedua.

         Pada saat Megawati memberikan potongan tumpeng kepada Presiden Joko Widodo, maupun kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, mendapat sambutan meriah dari para peserta dan tamu yang hadir.

         Rakernas I PDI Perjuaangan diselenggarakan di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, pada 10-12 Januari 2016.

                                       Tahun Konsepsi

         Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Magawati Soekarnoputri menilai tahun 2016 adalah tahun menemukan kembali konsepsi dan strategi mewujudkan Trisakti.

         "Mewujudkan Trisakti merupakan tujuan, sekaligus arah perjuangan kita," kata Megawati Soekarnoputri pada pembukaan Rakernas I serta peringatan ulang tahun ke-43 PDI Perjuangan, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Minggu.

         Pembukaan Rakernas I PDI Perjuangan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan wakil Presiden Try Sutrisno, para menteri kabinet kerja, para pimpinan lembaga negara, para pimpinan partai politik, serta kader PDI Perjuangan.

         Menurut Megawati Soekarnoputri, penjabaran konsepsi Trisakti tersebut, sesungguhnya telah disusun oleh para pendiri bangsa, melalui "Pola Pembangunan Nasional Semesta dan Berencana".  

         "Suatu pola menuju Indonesia Raya, yaitu Indonesia yang masyarakatnya adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

         Presiden Republik Indonesia ke-5 ini menambahkan, pola pembangunan ini sekaligus merupakan pengejawantahan dari semangat dan jiwa UUD 1945, yaitu jiwa yang tegas, tepat, tidak ragu-ragu, serta terang, tidak samar-samar.

         Megawati menegaskan,  Indonesia merupakan satu negara kesatuan dan negara kebangsaan republik yang demokratis dari Sabang sampai Merauke.

         "Indonesia saat ini menerapkan otonomi daerah, tapi Indonesia bukanlah negara federal," katanya.

         Megawati menegaskan bahwa perkembangan pelaksanaan otonomi daerah dan pemilihan kepala daerah (Pilkada), terlihat adanya realitas yang perlu dicermati bersama.

         Ia menggambarkan Indonesia, ibarat lukisan yang ada dalam satu bingkai negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

         "Lukisan itu bukanlah bagian dari satu kanvas utuh, tapi seperti pazel-pazel yang tidak bisa sungguh-sungguh bersatu. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena konsep dan strategi pembangunan yang dijalankan di tiap daerah berangkat dari visi misi yang berbeda beda," katanya.

         Menurut dia, setiap kabupaten, kota, dan provinsi di Indonesia, berbeda-beda, dan bahkan sering terjadi perbedaan kebijakan antara daerah pusat.

         "Marilah kita renungkan kembali, inikah yang disebut NKRI," katanya.

         Rakernas I PDI Perjuangan diselenggarakan di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, pada 10-12 Januari 2016.

Pewarta : Riza Harahap
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024