Kendari  (Antara News) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan dana insentif kepada Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara sebesar Rp5 miliar.

Bupati Wakatobi, Hugua di Kendari Rabu mengatakan Kemenkeu memberikan dana insentif tersebut karena Pemkab Wakatobi dinilai mengelola keuangan negara dengan baik.

Menurut dia, dana insentif yang diberikan Kementerian Keuangan tersebut untuk membiayai pembangunan infrastruktur jalan atau dermaga yang menjadi kebutuhan utama masyarakat Wakatobi.

Diharapkan, ujarnya, dana insfetif dari Kemenkeu tersebut benar-benar bisa sedikit membantu Pemerintah Kabupaten Wakatobi dalam mengatasi pembangunan infrastruktur jalan atau dermaga.

"Jalan dan dermaga di Wakatobi benar-benar menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat," katanya.

Hal itu kata dia, sesuai dengan kondisi geograrif Wakatobi yang terdiri dari pulau-pulau dan sekitar 97 persen wilayahnya merupakan perairan laut.

Dengan kondisi wilayah yang terdiri dari pulau dan sebagain besar terdiri dari laut, maka keberadaan jalan dan dermaga di Wakatobi menjadi sangat penting dan strategis.

"Selain memudahkan akses masyarakat antarpulau di Wakatobi, keberadaan dermga dapat membuka akses masyarakat Wakatobi dengan dunia luar melalui transportasi laut atau kapal," katanya.

Ia mengatakan, armada transportasi laut seperti kapal hanya dapat menghubungkan Wakatobi dengan berbagai daerah lainnya di Indonesia, bilamana fasilitas dermaga sudah terbangun dengan baik.

"Selama fasilitas dermaga belum terbangun di setiap pulau, Wakatobi akan tetap sulit berakses dengan dunia luar," katanya.

Di Pulau Wangiwangi yang menjadi ibukota Kabupaten Wakatobi sendiri kata dia, saat ini telah tersedia sarana transportasi udara berupa Bandara Matahora yang dilayani dengan maskapai penerbangan Wings Air rute Wakatobi-Kendari setiap hari.

Selain itu juga dilayani dengan maskapai penerbangan Avia Star satu kali seminggu, setipa hari Rabu.

"Khusus Pulau Wangiwangi saat ini mudah diakses dari berbagai penjuru, sedangkan tiga pulau lainnya, Kaledupa, Tomia dan Boningko, masih sulit diakses karena sarana transportasi laut masih sangat terbatas," katanya. 


Pewarta : Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024