Jayapura (Antara News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan pihaknya akan mengawal kepastian pembangunan parik pengolahan konsentrat (smelter) di Papua, meski dalam waktu dekat hal tersebut belum mungkin direalisasikan.

         "2017 membayangkan smelter di Papua, tidak realistis. Tapi usaha dari pemda, dari Dinas ESDM akan kita jaga," ujarnya di Jayapura, Senin.

         Dijelaskannya, untuk membangun smelter di suatu daerah, diperlukan fasilitas penunjang yang memadai dan di Kabupaten Mimika kapasitas energi yang diperlukan belum memadai.

         "Smelter tetap tidak bisa lepas dari skala ekonomi. Dulu sudah disepakati kalau memang Timika dianggap layak untuk dibangun smelter maka Freeport akan membrikan alokasi konsentrat," ucap dia.

         "Kalau bicara mengenai kelayakan, untuk membangun smelter harus ada listrik, sementara di Papua belum ada, jadi untuk solusi antara ada ekspansi di Gersik, tapi nanti pada waktunya kalau komitmen sudah kuat, ya kita bangun," sambungnya.

         Hanya ia memastikan, ketika smelter telah terbangun di Papua, maka PT. Freeport Indonesia akan mengalokasikan sejumlah konsentrat mentahnya.

         "Begitu di Papua ada smelter maka 900 ribu ton konsentrat akan dialokasikan. Kami berkewajiban untuk menjaga itu," ucap Sudirman.

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024