Kendari (Antara News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan industri kakao di Indonesia masih kesulitan mendapatkan bahan baku berupa biji kakao fermentasi.

"Saat ini banyak industri kakao yang mencari biji kakao fermentasi, tetapi masalahnya para petani masih enggan untuk melakukan fermentasi biji kakao," kata Saleh Husin, saat menghadiri rapat koordinasi pengembangan kakao yang dipimpin oleh Wapres Jusuf Kalla, di Kendari, Minggu.

Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, memimpin rapat koordinasi pengembangan kakao pada empat provinsi produsen kakao di sulawesi.

Empat Gubernur provinsi penghasil kakao di Sulawesi yakni Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam.

Menurut Saleh, salah satu alasan para petani enggan melakukan fermentasi kakao karena persoalan harga yang nyaris tidak berbeda antara kakao fermentasi dan biji kakao non fermentasi.

"Untuk menghasilkan kakao fermentasi, tentunya perlakuannya tidak sama dengan kakao non fermentasi. karena ada tambahan perlakuan yang harus diberikan yang berimbas pada peningkatan biaya produksi," katanya.

Tugas pemerintah saat ini kata Saleh, yakni duduk bersama untuk membicarakan penetapan dan penentuan harga kakao fermentasi dan non fermentasi agar ada kepastian harga di pasaran.

"Tuntutan peningkatan daya saing Mutu Biji Kakao di pasar Global, perlu dilakukan, terutama mendorong semangat para petani, merubah pola pengolahan biji, yakni dengan cara fermentasi," katanya.

Ia menambahkan, menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai diberlakukan 1 Januari 2016, pemerintah dituntut meningkatkan Mutu Biji Kakao yang menjadi salah satu Komoditi andalan Nasional.

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024