Kendari  (Antara News) - Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla meninjau lokasi pabrik pengolahan biji kakao yang berada di Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pantauan di Lokasi, Minggu, Wapres Jusuf Kalla saat melakukan peninjauan pabrik pengolahan biji kakao tersebut didampingi oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Pangdam VII Wirabuana Agus Surya Bakti, Gubernur Sultra H Nur Alam, Ketua DPRD Sultra H Abdurrahman Saleh dan sejumlah pejabat lingkup pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Dengan adanya pabrik pengolahan kakao yang dilakukan oleh PT Kalla Kakao Industri (Kalla Group) yang merupakan salah satu pabrik kakao yang menggunakan teknologi termodern diharapkan mampu meningkatkan produktifitas kakao didaerah tersebut.

"Produksi kakao kita di Sultra besar, KIta merupakan penghasil kakau terbesar di Indonesia. maka dengan adanya pabrik ini akan semakin menguatkan kita sebagai daerah yang bukan saja penghasil biji kakao tetapi juga merupakan daerah penghasil coklat,"ujar Gubernur Sultra Nur Alam.

Di mana, lanjutnya, pabrik kakao tersebut merupakan angin segar bagi masyarakat Sultra khususnya petani kakao selaku salah satu daerah penghasil kakao di Indonesia sebab hasil panen mereka dapat langsung dijual di pabrik tersebut.

Pabrik kakao tersebut, dikelola oleh PT Kalla Kakao Industri dan terletak di atas lahan seluas 5 hektare serta memiliki kapasitas produksi 35 ribu ton per tahun. pabrik itu dapat engolah biji kakao menjadi bubuk cokelat, cokelat cair, dan butter.

Dengan adanya industrialisasi komoditi kakao akan membawa cokelat hasil produksi akan dikonsumsi oleh masyarakat internasional dan sekaligus akan meningkatkan pertumbuhan perekomomian masyarakat Sultra dari semua aspek.

Produksi cokelat PT Kalla Kakao Industri tersebut ditujukan untuk ekspor ke sejumlah negara yang menyukai cokelat, seperti Cina, India, Australia, dan negara di Timur Tengah.

Untuk menjamin kualitas pengolahan, Kalla Kakao mendatangkan mesin khusus dari Jerman yang memiliki sertifikat berstandar internasional dan menyiapkan gudang penampungan biji kakao berkapasitas 1.500 ton. 


Pewarta : La Ode Abdul Rahman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024