Kendari  (Antara News) - Ketua DPRD Sulawesi Tenggara, Abdurrahman Saleh mengatakan memberi apresiasi penandatanganan kerjasama (MoU) pembangunan Teluk Kendari yang dinilai sudah lama dinantikan masyarakat Kota Kendari dan Sultra pada umumnya.

"Saya kira terobosan yang dilakukan Gubernur Nur Alam terkait rencana membangun jembatan yang membentang di atas teluk Kendari harus diapresiasi dan diakui," katanya di Kendari, Sabtu.

Proyek pembangunan jembatan yang menelan dana APBN senilai Rp729 miliar lebi itu memiliki panjang 1.356 meter dan lebar 24 meter dan tinggi jembatan saat air laut pasang 25 meter itu dilaksanakan selama tiga tahun berturut-turut mulai akhir tahun 2015 hingga tahun 2018.

Menurut politisi Partai Amanat Nasional itu, proyek monumental terbesar di Sultra itu memang sudah lama digagas pemerintah dalam hal ini gubernur Sultra bahkan sesekali dijadikan bagian dari kampanye beliau.

"Yang saya tahu bahwa impian gubernur Sultra Nur Alam untuk mewujudkan membangun jembatan yang menghubungkan Kota Lama Kecamatan Kendari dengan Kelurahan Lapulu, Kecamatan Abeli itu digagas sejak tahun 2008 atau belum setahun menjadi gubernur. Artinya hampir delapan tahun baru terwujud," ujar Abdurrahman.

Bahkan saat gubernuur menggagas untuk membangun jembatan teluk yang diberi nama Jembatan Bahteramas Teluk Kendari, berbagai tanggapan pesimis, keraguan dari beberapa kelompok masyarakat yang dinilai tidak mungkin terwujud.

Namun dengan adanya proses penandatangan MoU yang dilakukan dua perushaan konsorsium nasional sebagai pemenang tender secara nasional yakni PT.Pembangunan Perumahan (PP) dan PT. Nindya Karya (NK) maka membuktikan bahwa harapan itu akhirnya terwujud.

Gubernur Sultra Nur Alam, pada rangkaian menyaksikan penandatangan kontrak kerjasama antara dua perusahaan milik negara itu mengatakan gagasan serta impian yang dilakukan selama ini akhirnya membuahkan hasil walaupun beberapa kali gagal melakukan tender.

"Pada tahun 2010 dan 2011 proyek jembatan Teluk Kendari sempat disetuji dengan menggunakan dana hibah dari pemerintah Tiongkok dengan besaran dana sekitar Rp750 miliar namun gagal karena menawarkan lebih dari anggaran," ujar Nur Alam, mengisahkan suka duka meloloskan pembangun jembatan itu.

Dan tidak samapai disitu, kata gubernur yang dua periode itu mengatakan dengan kerja keras dan pantan menyerah terus melakukan lobi ke Bappenas tahun 2013, Pemerintah pusat menyetuji kucuran dana APBN dengan dalam tiga tahun anggaran.

Terkait rencana peletekan batu pertama, Nur Alam mengatakan, diharapkan paling lambat pertengahan Desember 2015 ini akan dilakukan Presiden Joko Widodo yang sekaligus bersaan saat penresmian pelabuhan kontainer Bungkutoko Kota Kendari.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024