Kendari  (Antara News) - Para raja dan sultan meminta pemerintah agar dilibatkan dalam penanganan dan pencegahan kerusakan lingkungan yang semakin memprihatinkan.

Gagasan tersebut disampaikan Sultan Buton Laode Izat Manarfa pada forum seminar taraf internasional yang mengusung tema "penguatan lembaga adat se-Asia Tenggara dalam menghadapi globalisasi budaya dunia" di Kendari, Jumat.

"Bencana alam asap akibat kebakaran hutan atau pembakaran hutan telah mengganggu kenyamanan negara tetangga di Asia Tenggara sehingga perlu penanganan serius," kata Izat Manarfa.

Raja dan sultan optimistis dapat mengambil peran strategis untuk mencegah terjadinya perusakan lingkungan melalui pendekatan budaya dan kultur.

Perlu diketahui bahwa raja dan sultan ikut menemukan solusi penyelesaian sejumlah sengketa sosial kemasyarakatan melalui pendekatan adat dan budaya yang dipegang teguh masyarakat setempat, ujar Izat.

Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN Kementrian Luar Negeri J.S. George Lantu menyambut baik gagasan para raja dan sultan dalam hal penanganan kerusakan lingkungan.

"Benar bahwa bencana asap akibat kebakaran hutan di sejumlah daerah di Indonesia menjadi sorotan negara-negara tetangga sehingga penanganannya harus diprioritaskan," kata George.

Ia yakin lembaga adat yang tersebar di seluruh nusantara dapat memberi andil dalam mencegah dan menangani kasus perusakan lingkungan yang dilakukan oknum yang tidak bertanggungjawab.

Direktur Pembinaan Kepercayaan dan Tradisi Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Sri Hartini mengatakan lembaga adat dan pemerintah harus bersinergi melestarikan lingkungan, mengembangkan, melindungi dan memanfaatkan budaya.

Kebudayaan, lanjut Sri merupakan wadah penguat dan pengikat rasa kebersamaan, penguat dan pengikat cita-cita bangsa serta penguat dan pengikat rasa kebangsaan.

Pewarta : Sarjono
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024