Kendari (Antara News) - Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam mengatakan pelaksanaan kirab budaya dalam rangkaian Festival Keraton dan Masyarakat Adat Budaya ASEAN yang diselenggarakan di Kota Kendari, Kamis, merupakan momentum memperkenalkan budaya masing-masing daerah.
"Kegiatan ini memiliki makna penting karena masing-masing daerah bisa mempertontonkan dihadapan raja-raja nusantara dan mancanegara terkait budaya daerah masing-masing," kata Nur Alam usai menyaksikan bersama raja-raja pelaksanaan kirab budaya tersebut.
Menurutnya, momentum itu akan membuka mata dan wawasan masyarakat bahwa negara Indonesia kaya akan budaya bangsa yang bisa menjadi alat ampuh pemersatu bangsa.
"Dengan penampilan kirab budaya yang sudah kita saksikan bisa kita lihat bahwa ternyata budaya kita sangat beragam, menunjukkan kebhinnekaan kita," katanya.
Nur Alam berharap kirab budaya tersebut jadi sarana untuk bisa tetap menjaga dan melestarikan adat istiadat sebuah kerajaan ataupun kesultanan sehingga secara turun temurun bisa terus dijaga.
Kirab Budaya itu diikuti oleh sekitar 2.000 peserta dari beberapa raja di Indonesia yakni dari kalimantan, sumatera, Jawa, Bali, Papua Barat, Sulsel, Sulteng, termasuk kerajaan yang ada di Sulawesi Tenggara seperti Kesultanan Buton, Kerajaan Moronene, Kerajaan Konawe, Kerajaan Laiwoi, Kerajaan Wuna, Kerajaan Kulisusu dan Kerajaan Mekongga.
Festival keraton dan masyarakat adat ASEAN yang berlangsung 12-15 November itu diikuti 143 kerajaan nusantara dan delapan kerajaan luar negeri yang berasal dari lima negara yakni Belanda, Malaysia, Singapura, Filipina dan Pakistan.
"Kegiatan ini memiliki makna penting karena masing-masing daerah bisa mempertontonkan dihadapan raja-raja nusantara dan mancanegara terkait budaya daerah masing-masing," kata Nur Alam usai menyaksikan bersama raja-raja pelaksanaan kirab budaya tersebut.
Menurutnya, momentum itu akan membuka mata dan wawasan masyarakat bahwa negara Indonesia kaya akan budaya bangsa yang bisa menjadi alat ampuh pemersatu bangsa.
"Dengan penampilan kirab budaya yang sudah kita saksikan bisa kita lihat bahwa ternyata budaya kita sangat beragam, menunjukkan kebhinnekaan kita," katanya.
Nur Alam berharap kirab budaya tersebut jadi sarana untuk bisa tetap menjaga dan melestarikan adat istiadat sebuah kerajaan ataupun kesultanan sehingga secara turun temurun bisa terus dijaga.
Kirab Budaya itu diikuti oleh sekitar 2.000 peserta dari beberapa raja di Indonesia yakni dari kalimantan, sumatera, Jawa, Bali, Papua Barat, Sulsel, Sulteng, termasuk kerajaan yang ada di Sulawesi Tenggara seperti Kesultanan Buton, Kerajaan Moronene, Kerajaan Konawe, Kerajaan Laiwoi, Kerajaan Wuna, Kerajaan Kulisusu dan Kerajaan Mekongga.
Festival keraton dan masyarakat adat ASEAN yang berlangsung 12-15 November itu diikuti 143 kerajaan nusantara dan delapan kerajaan luar negeri yang berasal dari lima negara yakni Belanda, Malaysia, Singapura, Filipina dan Pakistan.