Kendari   (Antara News) - Cita Tenun Indonesia (CTI) mengaku akan terus meningkatkan pembinaan dan pendampingan kepada para perajin tenun yang ada di Sulawesi Tenggara yang dimulai sejak 2008 hingga saat ini.

"Sejak 2008 kami membina perajin tenun. Daerah pertama yang dipilih untuk dilakukan pembinaan dan pelatihan adalah Sultra yang berlangsung hingga saat ini," kata Dewan Pengurus Cita Tenun Indonesia (CTI) Sjamsidar Isa saat Festival Kuliner Dekranasda Sultra di Kendari, Minggu.

Menurut dia, saat itu banyak yang pertanyakan mengapa harus Sultra karena di Indonesia memiliki tenun dari sabang sampai Merauke.

"Dan setelah melakukan survey bersama ibu Ketua Dekranasda Pusat, ternyata tenun Sultra saat itu juga tidak dikenal di luar Sultra," katanya.

Tetapi yang dilihat oleh CTI saat itu, kata dia, ternyata perajin tenun ada hampir di semua kabupaten sehingga menjadi alasan untuk pembinaan dan pengembangan.

"Saat itu kami melihat motifnya juga unik dan bisa dikembangkan. Dan ternyata di Sultra ada beberapa tehnik tenun, baik tenun datar, tenun ikat, songket, kemudian sobi, sehingga menarik untuk diberi pendampingan hingga saat ini," katanya.

Alasan lain sehingga memilih Sultra sebagai daerah pembinaan peertama di Indonesia kata dia, karena semangat luar biasa Ketua Dekranasda Sultra saat itu yang ingin sekali mengangkat dan majukan tenun di Sultra.

"Setelah dilakukan pembinaan maka pada 2013 hampir seluruh kabupaten dan kota memiliki motif sendiri dan hasilnya sudah dikenal hingga ke manca negara," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024