Kendari (Antara News) - Mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Studi Mahasiswa (LISUMA) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyatakan siap menangkal masuknya ideologi komunis di dunia kampus atau di daerah itu.
Pernyataan tersebut disampaikan usai menggelar dialog wawasan kebangsaan yang mengangkat tema"
aktualisasi nilai-nilai pancasila sebagai ideologi bangsa untuk mengantisipasi bangkitnya ideologi komunis Sultra" di Kendari, Sabtu.
Diskusi ini digelar oleh sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam LISUMA Sultra dan dihadiri sekitar 50 orang dari kalangan aktivis mahasiswa. Diskusi kali tersebut menghadirkan Akademisi Universitas Haluoleo (UHO) Kendari Dr Mustaman S.Sos MSi sebagai pembicara.
Prisidium LISUMA Sultra Siddiq Muharam mengatakan, kebangkitan paham komunis merupakan salah satu hal yang perlu diwaspadai, sehingga harus ada benteng dari kalangan pemuda yang harus dipelopori oleh mahasiswa.
"Ini menjadi tantangan kita bersama, tidak hanya kalangan mahasiswa atau masyarakat, tetapi juga pemerintah harus mengintervensi untuk mendorong kegiatan peningkatan pemahaman dan pengamalan Pancasila kepada generasi muda sebagai filter dari semua pemikiran atau kebangkitan ideologi komunis," ujarnya.
Menurut dia, ideologi komunis tidak akan mudah bangkit dan masuk ke kampus, jika mahasiswa memiliki integritas, berkualitas dan tetap menjunjung nilai-nilai Pancasila dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari baik di lingkungan kampus maupun masyarakat.
Akademisi UHO Mustaman mengatakan bahwa ideologi komunis dalam catatan sejarah Indonesia merupakan momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat Indonesia.
"Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa ideologi ini pernah berkembang lama di Indonesia lewat PKI. Tidak menutup kemungkinan doktrin PKI kembali muncul sebagai bentuk kekecewaan masyarakat dalam melihat kondisi bangsa yang hari ini carut marut," katanya.
Ia mengatakan, untuk menangkal dan mengantisipasi bangkitnya idealisme komunis adalah dengan cara memahami dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari hari.
"Mahasiswa harus benar-benar memahami roh Pancasila, jangan dijadikan hanya sebuah ikon lambang negara. Pancasila bisa menjadi filter dari semua ideologi dan pemikiran atau sekta-sekta pemikiran dari asing," katanya.
Ia mencontohkan, dengan memahami Pancasila, maka diyakini bisa memfilter berbagai faham atau pun gerakan radikal yang bisa mengganggu nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Pancasila menjadi filter ideologi komunis karena merupakan bagian dari semua akumulasi pemikiran fundamen, dan nilai-nilai Pancasila berbicara tentang konteks ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerjasama, permusyawaratan dan keadilan," katanya.
Pernyataan tersebut disampaikan usai menggelar dialog wawasan kebangsaan yang mengangkat tema"
aktualisasi nilai-nilai pancasila sebagai ideologi bangsa untuk mengantisipasi bangkitnya ideologi komunis Sultra" di Kendari, Sabtu.
Diskusi ini digelar oleh sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam LISUMA Sultra dan dihadiri sekitar 50 orang dari kalangan aktivis mahasiswa. Diskusi kali tersebut menghadirkan Akademisi Universitas Haluoleo (UHO) Kendari Dr Mustaman S.Sos MSi sebagai pembicara.
Prisidium LISUMA Sultra Siddiq Muharam mengatakan, kebangkitan paham komunis merupakan salah satu hal yang perlu diwaspadai, sehingga harus ada benteng dari kalangan pemuda yang harus dipelopori oleh mahasiswa.
"Ini menjadi tantangan kita bersama, tidak hanya kalangan mahasiswa atau masyarakat, tetapi juga pemerintah harus mengintervensi untuk mendorong kegiatan peningkatan pemahaman dan pengamalan Pancasila kepada generasi muda sebagai filter dari semua pemikiran atau kebangkitan ideologi komunis," ujarnya.
Menurut dia, ideologi komunis tidak akan mudah bangkit dan masuk ke kampus, jika mahasiswa memiliki integritas, berkualitas dan tetap menjunjung nilai-nilai Pancasila dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari baik di lingkungan kampus maupun masyarakat.
Akademisi UHO Mustaman mengatakan bahwa ideologi komunis dalam catatan sejarah Indonesia merupakan momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat Indonesia.
"Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa ideologi ini pernah berkembang lama di Indonesia lewat PKI. Tidak menutup kemungkinan doktrin PKI kembali muncul sebagai bentuk kekecewaan masyarakat dalam melihat kondisi bangsa yang hari ini carut marut," katanya.
Ia mengatakan, untuk menangkal dan mengantisipasi bangkitnya idealisme komunis adalah dengan cara memahami dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari hari.
"Mahasiswa harus benar-benar memahami roh Pancasila, jangan dijadikan hanya sebuah ikon lambang negara. Pancasila bisa menjadi filter dari semua ideologi dan pemikiran atau sekta-sekta pemikiran dari asing," katanya.
Ia mencontohkan, dengan memahami Pancasila, maka diyakini bisa memfilter berbagai faham atau pun gerakan radikal yang bisa mengganggu nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Pancasila menjadi filter ideologi komunis karena merupakan bagian dari semua akumulasi pemikiran fundamen, dan nilai-nilai Pancasila berbicara tentang konteks ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerjasama, permusyawaratan dan keadilan," katanya.