Kendari (Antara News) - Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam mengatakan bahwa daerah yang dipimpinnya itu menjadi percontohan nasional dalam pengembangan sistem resi gudang (SRG).
"Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), tahun ini menetapkan Sultra sebagai provinsi "pilot project" pengembangan sistem resi gudang untuk komoditi kakao secara nasional," kata Nur Alam, di Kendari, Jumat.
Ia mengatakan, penetapan Sultra sebagai pilot project SRG komoditi kakao tersebut menunjukan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Sultra terus meningkat.
Dikatakan, terkait dengan implementasi SRG ini, telah difasilitasi pembangunan gedung secara bertahap di beberapa daerah di Sultra.
"Di Kabupaten Konawe Selatan telah dibangun gudang dua unit, di Kabupaten Kolaka dialokasikan satu unit gudang dan Kabupaten Konawe satu unit gudang," katanya.
Menurutnya, usulan permintaan gudang SRG itu disampaikan sejak tahun 2012 yang ditujukan untuk persiapan penerapan SRG kakao di sentra-sentra penghasil kakao.
"Namun demikian, ada kabupaten yang kurang memahami peruntukan dana itu, karena begitu dialokasikan anggaran pembangunan gudang, dirubah fungsinya untuk komoditi lain," katanya.
"Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), tahun ini menetapkan Sultra sebagai provinsi "pilot project" pengembangan sistem resi gudang untuk komoditi kakao secara nasional," kata Nur Alam, di Kendari, Jumat.
Ia mengatakan, penetapan Sultra sebagai pilot project SRG komoditi kakao tersebut menunjukan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Sultra terus meningkat.
Dikatakan, terkait dengan implementasi SRG ini, telah difasilitasi pembangunan gedung secara bertahap di beberapa daerah di Sultra.
"Di Kabupaten Konawe Selatan telah dibangun gudang dua unit, di Kabupaten Kolaka dialokasikan satu unit gudang dan Kabupaten Konawe satu unit gudang," katanya.
Menurutnya, usulan permintaan gudang SRG itu disampaikan sejak tahun 2012 yang ditujukan untuk persiapan penerapan SRG kakao di sentra-sentra penghasil kakao.
"Namun demikian, ada kabupaten yang kurang memahami peruntukan dana itu, karena begitu dialokasikan anggaran pembangunan gudang, dirubah fungsinya untuk komoditi lain," katanya.