Kendari (Antara News) - Badan pusat statistik (BPS) mencatat, Kota Kendari dan Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) alami inflasi di bulan September masing-masing 0,61 persen dan 0,08 persen.
 
Kepala BPS Sultra Adi Nugroho saat menyampaikan rilis BPS di Kendari, Kamis, mengatakan dari 82 kota yang menghitung indek harga konsumen (IHK), 48 kota mengalami inflasi dan 36 kota mengalami deflasi.

"Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,33 persen dan terendah di DKI Jakarta 0,01 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di kota Sibolga 1,85 persen dan Ternate 1,58 persen," ujarnya.

Menurut Adi Nugroho, andil inflasi yang menyumbang inflasi pada September terjadi pada enam kelompok pengeluaran diantaranya bahan makanan, makanan jadi dan minuman, perumahan-listrik-gas dan bahan bakar, sandang, kesehatan dan kelompok pendidikan-rekreasi dan olahraga.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Ia menyebutkan, inflasi pada kelompok bahan makanan mencapai 1,46 persen atau mengalami kenaikan yang cukup tinggi dibanding dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya yang hanya mencapai 0,35 persen.

Sementara deflasi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan alami hal yang sama naik menjadi 0,55 persen dibanding sebelumnya yang hanya 0,12 persen.

Adapun komoditas yang dominan mengalami perubahan harga positif terjadi pada sayur mayur meliputi cabai rawit, terong panjang, kacang panjang, ketimun, jeruk nipis dan biaya pengiriman barang dengan prosentasi kenaikan mulai dari tertinggi 33,22 persen hingga terendah 13,00 persen.

Sedangkan komoditas yang mengalami perubahan negatif terjadi pada komoditas blus, baju kaos berkerah, bawang merah, ikan kembung, lada, kemeja pendek anak, dan sawi hijau dengan penurunan mulai dari tertinggi 19,54 persen hingga terendah 5,40 persen.

Pewarta : Oleh Abdul Azis Senong
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024