Kolaka (Antara News) - Eksekutif Daerah (ED) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Tenggara mengutuk keras pelaku pembunuhan aktivis anti tambang di Lumajang Jawa Timur yang dilakukan oleh puluhan orang yang tidak bertanggung jawab.
Direktur ED WALHI Sulawesi Tenggara, Kisran Makati, dalam siaran persnya menyatakan pembunuhan aktivis anti tambang itu adalah pembungkaman atas mereka yang peduli dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
"Dua aktivis anti tambang yakni Taslim Kancil yang dibunuh secara keji serta Topan yang saat ini kritis di rumah sakit akibat penganiayaan dalam mempertahankan lingkungan," katanya.
Kisran juga meminta kepada Kapolri segera menangkap dan menyeret para pelaku pembunuhan aktivis itu.
Ini tantangan dan ujian bagi kepolisian untuk bisa mengungkap modus dan aktor dibalik pembunuhan dan kekerasan yang dialami para korban.
Selain itu, lanjut dia, pihak Pemerintah daerah terkait di Jawa Timur untuk segera menghentikan aktivitas pertambangan pasir besi di daerah itu karena tidak saja akan mengancam kerusakan lingkungan dipesisir pantai, tetapi telah terbukti menyebabkan aktivis keduanya mengalami pembunuhan dan kekerasan akibat mempertahankan dan menolak operasi tambang tersebut.
"Kapolri harus mengungkap dalang dibalik pembunuhan aktivis lingkungan itu," tegas Kisran.
Direktur ED WALHI Sulawesi Tenggara, Kisran Makati, dalam siaran persnya menyatakan pembunuhan aktivis anti tambang itu adalah pembungkaman atas mereka yang peduli dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
"Dua aktivis anti tambang yakni Taslim Kancil yang dibunuh secara keji serta Topan yang saat ini kritis di rumah sakit akibat penganiayaan dalam mempertahankan lingkungan," katanya.
Kisran juga meminta kepada Kapolri segera menangkap dan menyeret para pelaku pembunuhan aktivis itu.
Ini tantangan dan ujian bagi kepolisian untuk bisa mengungkap modus dan aktor dibalik pembunuhan dan kekerasan yang dialami para korban.
Selain itu, lanjut dia, pihak Pemerintah daerah terkait di Jawa Timur untuk segera menghentikan aktivitas pertambangan pasir besi di daerah itu karena tidak saja akan mengancam kerusakan lingkungan dipesisir pantai, tetapi telah terbukti menyebabkan aktivis keduanya mengalami pembunuhan dan kekerasan akibat mempertahankan dan menolak operasi tambang tersebut.
"Kapolri harus mengungkap dalang dibalik pembunuhan aktivis lingkungan itu," tegas Kisran.