Kendari (Antara News) - Pengadaan bus sekolah oleh Pemerintah Kota Kendari dinilai belum maksimal karena masih ada beberapa sekolah di kota ini belum dijangkau sarana transportasi khusus ini.
Kepala Dinas Pendidikan Kendari, Makmur, di Kendari, Minggu, mengakui ada beberapa sekolah di Kota Kendari belum dijangkau bus sekolah tersebut, sehingga mengakibatkan para siswanya masih tetap harus berjalan kaki pergi maupun pulang ke sekolah.
"Tujuan pengadaan bus sekolah oleh Pemkot Kendari ini adalah untuk meringankan beban biaya bagi anak-anak sekolah, namun kenyataan ini belum sepenuhnya dinikmati para pelajar terutama siswa SMPN 15 dan SMPN 19," ujarnya.
Empat unit bus yang diadakan Pemkot Kendari tahun 2014 melalui Dinas Perhubungan setempat, bertujuan agar tarif bisa dijangkau terutama bagi anak sekolah yang keluarganya kurang mampu.
Keberadaan bus sekolah itu, kata Makmur, sekaligus dapat meminimalkan angka kecelakaan lalu-lintas yang didominasi kalangan pelajar yang sudah banyak menggunakan kendaraan roda dua.
Meskipun ada larangan bagi siswa untuk membawa kendaraan bermotor ke sekolah, karena selain faktor umur juga adanya aturan yang belum membolehkan para siswa, khususnya pelajar SMP, kenyataannya banyak pelajar menggunakan sepeda motor ke sekolah.
Jalur yang ditempuh empat unit bus sekolah itu, menurut Kadis Perhubungan Kendari, Sjarif Sajang, memang masih ada sekolah yang belum dapat dilaluinya.
Namun ke depan diharapkan sudah dapat dilewati.
Ia mengatakan, saat ini jalur yang dilalui meliputi Pasar PKL, Jalan Lawata, Hotel Athaya, by pass, Rumah Sakit Bahteramas, Laode Kaimuddin (Jalan Bolevard) PP.
Jalur itu dilayani oleh dua unit bus sekolah dengan arah bersilangan.
Pembayaran bagi penumpang bus sekolah tersebut sama seperti Bus Translulo yang telah beroperasi.
Empat unit bus sekolah ini menggunakan pembayaran elektronik (smard card) bekerjasama dengan Bank BRI, dengan besaran biaya Rp4.000 untuk umum dan Rp2.500 untuk pelajar.
Kepala Dinas Pendidikan Kendari, Makmur, di Kendari, Minggu, mengakui ada beberapa sekolah di Kota Kendari belum dijangkau bus sekolah tersebut, sehingga mengakibatkan para siswanya masih tetap harus berjalan kaki pergi maupun pulang ke sekolah.
"Tujuan pengadaan bus sekolah oleh Pemkot Kendari ini adalah untuk meringankan beban biaya bagi anak-anak sekolah, namun kenyataan ini belum sepenuhnya dinikmati para pelajar terutama siswa SMPN 15 dan SMPN 19," ujarnya.
Empat unit bus yang diadakan Pemkot Kendari tahun 2014 melalui Dinas Perhubungan setempat, bertujuan agar tarif bisa dijangkau terutama bagi anak sekolah yang keluarganya kurang mampu.
Keberadaan bus sekolah itu, kata Makmur, sekaligus dapat meminimalkan angka kecelakaan lalu-lintas yang didominasi kalangan pelajar yang sudah banyak menggunakan kendaraan roda dua.
Meskipun ada larangan bagi siswa untuk membawa kendaraan bermotor ke sekolah, karena selain faktor umur juga adanya aturan yang belum membolehkan para siswa, khususnya pelajar SMP, kenyataannya banyak pelajar menggunakan sepeda motor ke sekolah.
Jalur yang ditempuh empat unit bus sekolah itu, menurut Kadis Perhubungan Kendari, Sjarif Sajang, memang masih ada sekolah yang belum dapat dilaluinya.
Namun ke depan diharapkan sudah dapat dilewati.
Ia mengatakan, saat ini jalur yang dilalui meliputi Pasar PKL, Jalan Lawata, Hotel Athaya, by pass, Rumah Sakit Bahteramas, Laode Kaimuddin (Jalan Bolevard) PP.
Jalur itu dilayani oleh dua unit bus sekolah dengan arah bersilangan.
Pembayaran bagi penumpang bus sekolah tersebut sama seperti Bus Translulo yang telah beroperasi.
Empat unit bus sekolah ini menggunakan pembayaran elektronik (smard card) bekerjasama dengan Bank BRI, dengan besaran biaya Rp4.000 untuk umum dan Rp2.500 untuk pelajar.