Jakarta (Antara News) - Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam Iyad Ameen Madani membahas sejumlah isu yang terkait dengan dunia Islam.

        "Ini pertemuan kami yang kedua setelah pertemuan di Kuwait pada Mei 2015. Sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar, Indonesia memiliki peran penting dalam mengembangkan kerja sama di OKI," kata Menlu Retno usai pertemuan tersebut di Jakarta, Jumat.

         Menlu mengatakan pertemuan itu juga membahas rencana kerja OKI 10 tahun ke depan.

        Ia menyebutkan bahwa dalam pertemuan tersebut kedua pihak membahas perkembangan dari proposal Pemerintah Indonesia untuk membentuk grup kontak OKI terkait rencana Aksi Strategis Islamik Bersama.

        "Pada saat acara peringatan KAA (Konferensi Asia Afrika), Presiden RI mengusulkan pembentukan 'contact group' dalam OKI. Saya menyerahkan proposal ini dalam pertemuan di Kuwait dan Sekjen OKI menyebarkan ke seluruh anggota," ujar dia.

        Menurut dia, ada beberapa alasan Pemerintah Indonesia mengajukan proposal tersebut, salah satunya untuk memperkuat ikatan dan kerja sama antarsesama negara anggota OKI.  
   Selain itu, kata Retno, dalam pertemuan itu juga dibahas beberapa upaya bersama untuk menyuarakan kepada dunia internasional bahwa Islam merupakan agama yang membawa pencerahan dan perdamaian.

        "Kedua, kami membahas mengenai langkah-langkah untuk mencegah terorisme, radikalisme, dan kekerasan. Dan sekali lagi itu untuk menyuarakan Islam sebagai rahmatan lil alamin," kata dia.

        Selanjutnya, Sekjen OKI Iyad Ameen Madani menyampaikan bahwa dalam pertemuan itu dia juga membahas persiapan program kerja OKI untuk 10 tahun ke depan, yaitu dari 2015 sampai 2025.

        "Kami mengabarkan status rencana aksi OKI selama 10 tahun ke depan, untuk mendefinisikan aktivitas dalam OKI. Kami harap akan ada kesepakatan, dan kami juga mengakui peran Indonesia dalam mengirimkan perwakilan dalam tiga pertemuan OKI ke depan," kata Iyad.

        Dia juga mengatakan bahwa OKI merupakan lembaga internasional yang mengadopsi Konvensi Melawan Terorisme sejak 1999.

        "Kami datang ke Jakarta untuk memberikan perkembangan terbaru dalam pekerjaan dan proyek yang dilakukan OKI atau institusi di dalam OKI. Ini termasuk terkait upaya untuk memerangi terorisme dan radikalisme," ujar dia.

        Sekjen OKI itu menyebutkan bahwa Pemerintah Indonesia diundang dalam tiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI yaitu KTT mengenai teknologi dan sains di Islambad, Pakistan pada November 2015. Kemudian, KTT regional OKI di Istanbul, Turki pada Januari 2016, dan KTT untuk membahas tentang Palestina yang akan diadakan di Maroko pada Maret 2016.

        Iyad mengaku bahwa OKI akan selalu melibatkan Indonesia dalam program kerjanya karena Indonesia memainkan peran penting dalam OKI.

        "Apa yang kami lakuan di OKI, kami mengandalkan Indonesia, dan kami membutuhkan indonesia," kata Sekjen OKI itu.

Pewarta : Oleh Yuni Arisandy
Editor :
Copyright © ANTARA 2024