Milan (Antara News) - Malam budaya dalam rangkaian peringatan HUT RI ke-70 di Expo Milan, Italia, Senin (17/8) malam, didedikasikan kepada almarhum Didi Petet yang mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya, untuk membangun Paviliun Indonesia itu.

        Pembawa acara malam itu, Daniel Mananta, menyebutkan malam budaya untuk mengenang kembali almarhum seniman Didi Widiatmoko atau Didi Petet, yang berjuang membawa nama baik bangsa di mata dunia.

        "Tanpa jasanya, Paviliun Indonesia di Milan Expo 2015 mungkin tidak akan berdiri," ujar Daniel.

        Berkat perjuangan dan kerja keras almarhum Didi Petet, Paviliun Indonesia bisa berpartisipasi di ajang promosi negara terbesar di dunia tersebut.

        Tidak salah jika pada puncak peringatan hari ulang tahun (HUT) RI ke-70, panitia memberikan penghargaan khusus kepada Didi Petet.

        Didi Petet akan gembira menyaksikan acara malam budaya di atas sana, ujar Daniel, yang didampingi pembawa acara asal Italia Deborah Perotta.

        Foto Didi Petet terlihat ditampilkan di panggung dalam acara yang bertema "The Marvelous 70".

        Malam budaya yang dihadiri Dubes RI di Roma beserta Ny August Parengkuan, juga dihadiri dua bintang sepakbola Inter Milan Dodo Pirez dan Jonathan Biabiany menampilkan biolis belia Indonesia peranakan Jerman Iskandar Widjaja, pelukis Bayang pasir orkestra Fauzan Ja'far serta penari Inadance, wanita Indonesia asal Belanda.

        Pada malam budaya itu juga diumumkan pemecahan rekor untuk tumpeng tertinggi yang dibuat untuk memperingati HUT RI ke-70 oleh Guiness World of Record (GWR) 'The Largest Tumpeng' yang digelar di Paviliun Indonesia.

        Plakat dari Guiness World Record diserahkan Juri Guinness World Record, Lorenzo Veltri kepada Dirjen Pengembangan Eksport Nasional, Kementerian Perdagangan Dra Nus Nuzulia Ishak.

        Nasi tumpeng delapan tingkat setinggi 2.08, berat 1.400 kg dilengkapi 17 jenis makanan pelengkap dengan 45 tumpeng kecil di sekelilingnya yang melambangkan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, disiapkan oleh enam koki dari Indonesia dan Belanda selama seminggu.

        Pada malam budaya acara hiburan diawali dengan penampilan Inadance dari Belanda dengan tari piring oleh penari Amie Tanoewidjaja bersama adiknya Febrie Tanoewidjaja yang membentuk grup tari Inadance di Belanda.

        "Wounderful experience, kami  senang mendapat kepercayaan dan dipilih mengisi acara malam budaya dalam rangka memperingati HUT RI ke 70," ujar  Amie Tanoewidjaja yang disetujui adiknya Febrie Tanoewidjaja.

        Dikatakannya, tampil di Expo Milan merupakan suatu kebanggaan dan suatu pengalaman yang sangat berharga, karena expo digelar setiap empat tahun sekali seperti lifetime experience.

        Acara yang ditunggu-tunggu yaitu melukis dengan pasir yang dilakukan seniman Fauzan Ja'far pun menarik perhatian penonton yang sesekali memberikan aplaus yang meriah, saat tangan seniman alumnus seni rupa Institute Teknologi Bandung menari-nari di atas pasir yang dipantulkan ke layar di atas panggung.

        "Saya bangga bisa ikut merayakan ulang tahun RI ke-70 di Milan dan mengisi acara malam budaya yang didedikasikan untuk almarhum Didi Petet," ujar pria yang berhasil mengkreasikan teknis melukis dengan bercerita itu.

        Malam itu, Fauzan menampilkan kebolehannya membuat lukisan dengan judul Barata Yudha serta lambang Indonesia Burung Garuda dan peta Indonesia dengan diiringi musik biola oleh Iskandar Widjaja.

        "Kolaborasi yang sangat menarik," ujar Syilva Hasan dari Arta Graha Peduli.  
   Gesekan biola Iskandar mampu "menghipnotis" undangan yang memenuhi Audotorium Milan Expo yang berada dekat Stad Spanyol.

        Lagu Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki yang dimainkan dengan penuh perasaan oleh biolis Iskandar Widjaja berhasil mengharu birukan perasaan masyarakat Indonesia di Milan.

        Iskandar Widjaja, pemain biola yang andal peranakan blesteran Indonesia-Jerman membawakan lagu Indonesia Pusaka secara medley dan Tanah Air itu membangkitkan rasa nasionalisme pada masyarakat Indonesia.

        "Ada perasaan tersendiri bermain pada perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-70 dalam acara Milan Expo," ujar Iskandar Widjaja kepada Antara London yang menyebutkan bahwa ia diundang khusus untuk ikut merayakan HUT RI di Paviliun Indonesia.

        Selain membawakan lagu Indonesia Pusaka, yang biasanya dimainkan pada perayaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pria kelahiran Berlin, 6 Juni 1986 itu juga melantumkan lagu Melati dari Jaya Giri dan lagu River flows in you dari Yiruna dan Burn (On Bromo Volcano) dari album Iskandar Widjaja.

        Single Burn pernah ditampilkannya pada September 2014 lalu pada acara pembuka Piala Davis di Jenewa dihadiri sekitar 18.500 penonton di Palexpo Hall Jenewa oleh cucu musisi Indonesia Udin Widjaja yang sangat terkenal di era Presiden Soekarno karena lagu-lagu gubahannya.

        Pria kelahiran Berlin, memiliki darah Cina-Medan dari sang bunda Chin Widjaja dan ayah dari Belanda-Arab-Maluku Ivan Hadar, memulai berlatih piano sejak berusia tiga tahun setelah ia dan ibunya menyaksikan sebuah konser musik klasik anak-anak di Jerman.

        Acara malam budaya pun diakhiri dengan penampilan Inadance yang membawakan tarian Bajidor Payung dan Jaipongan yang memberikan kesan mendalam kepada para penonton, di antaranya pemuda Italia Jordano yang merekam penampilan permainan biola Iskandar Widjaya.

        Rasa puas juga terliat di kalangan penonton yang beruntung pada malam itu yang mendapatkan hadiah doorprize berupa tiket pesawat Milan-Jakarta PP dan Milan-Bali PP dari Qatar Airways serta voucher menginap di Hotel Borobudur.

        Alhmarhum Didi Petet tentu akan merasa puas dengan hasil yang dicapai di Paviliun Indonesia yang mendapat kunjungan lebih dari 20 ribu orang.

        Antusiasme pengunjung dari berbagai negara ke Paviliun Indonesia di Expo Milan 2015 terlihat dari jumlah pengunjung rata-rata 11.500 orang per hari selama Agustus 2015.

        "Kami menargetkan jumlah pengunjung selama penyelenggaraan enam bulan ini, 2 juta," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak.

        Berbagai acara yang digelar di Paviliun Indonesia semakin menarik setelah mendapat sentuhan tangan dingin Tomy Winata dari Arta Ghara  yang mendapat kepercayaan untuk mengelola Paviliun Indonesia.

        "Saya hanya ingin mempertahankan kedaulatan bangsa dan Negara Indonesia di Milan Expo ini. Apalagi di pintu masuk pavilion Indonesia terdapat nama dan bendera serta lambang negara Burung Garuda. Itu saja, tidak ada motif dan target apapun," demikian disampaikan Tomy Winata kepada Antara London.

Pewarta : Oleh Zeynita Gibbons
Editor :
Copyright © ANTARA 2024