Jakarta (Antara News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menghindari calo jika ingin melakukan penukaran pecahan uang jelang lebaran.  "Jangan lewat calo, rawan uang palsu," kata Ronald usai meninjau kegiatan penukaran uang resmi di lapangan Lenggang, IRTI Monas, Jakarta, Senin.

        Ia mengatakan akan banyak kerugian jika melalui calo. Kerugian pertama adalah masyarakat akan dipungut biaya jasa penukaran.

        Kedua, uang baru yang diperjualbelikan rawan palsu. Karena sudah banyak ditemui kasus pemalsuan uang.    "Hingga saat ini rasio uang palsu adalah 15 lembar per satu juta, begitu cara menghitung rasionya," kata Ronald.

        Masih banyak ditemukan pemalsuan uang, yang umumnya pada nominal Rp50 ribu dan Rp100 ribu. Oleh kerena itu, BI selalu berkerja sama dengan Polri untuk memberantas kasus uang palsu.

        Pada penukaran uang yang resmi, masyarakat akan diminta data KTP nya untuk memastikan tidak melakukan transaksi penukaran lagi di hari yang sama.  Pengambilan nominal dibatasi maksimal sebanyak Rp 3,7 juta, dengan rincian pecahan Rp 20 ribu maksimal senilai Rp 2 juta.

        Pecahan Rp 10 ribu, maksimal sejumlah Rp 1 juta, Rp 5 ribu maksimal penukaran Rp 500 ribu dan Rp 2 ribu maksimal Rp 200 ribu.

Pewarta : Oleh Afut Syafril
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024