Kendari (Antara News) - Produksi biji kakao petani di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tersebar di 17 kabupaten/kota, saat ini mencapai rata-rata 160 ribu ton hingga 170 ribu ton/tahun.

Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sultra Bambang di Kendari, Rabu, mengatakan produksi biji kakao petani Sultra tersebut merupakan hasil panen dari kebun tanaman kakao seluas 251.730 hektare.

"Produksi kakao Sultra tersebut masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan luasan areal tanaman kakao yang ada di daerah ini," katanya.

Menurut dia, dengan luas areal tanaman kakao seluas 251.730 hektare, maka produksi biji yang dihasilkan idealnya bisa mencapai kurang lebih 251.730 ton. "Masih rendahnya produksi biji kakao di daerah ini karena sebagian petani belum memberikan pupuk tanaman yang seimbang," katanya.

Bahkan lanjutnya, masih ada di antara petani yang sama sekali tidak memupuk tanaman kakaonya.

Akibatnya kata dia, produktivitas tanaman kakao rata-rata baru berkisar antara 700 kilogram hingga 865 kilogram/hektare, sedangkan produktivitas kakao idealnya bisa mencapai 1-1,8 ton/hektare. "Kita terus mendorong para petani agar memupuk dan merawat tanaman kakaonya dengan baik, sehingga bisa berproduksi maksimal," katanya.

Menurut dia, dalam upaya meningkatkan produksi biji kakao, para petani kakao Sultra tahun ini diberikan dana bantuan sebesar Rp750 ribu/hektare.

Bantuan tersebut kata dia, disalurkan langsung ke dalam rekening masing-masing petani penerima bantuan. "Luas areal tanaman kakao yang diberikan bantuan senilai Rp750 ribu/hektare, seluas 37.000 hektare yang tersebar di 12 kabupaten/kota se Sultra," ujarnya.

Ia mengatakan, kabupaten/kota yang menjadi sasaran bantuan sosial tersebut yakni Kabupaten Konawe, Kolaka, Muna, Buton, Kota Kendari, Kota Baubau, Konawe Selatan, Bombana, Wakatobi, Kolaka Utara, Konawe Utara dan Buton Utara.

Pewarta : Oleh Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024