Kendari (Antara News) - Ketiadaan oksigen di rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Baubau  yang sudah berlangsung selama tiga pekan, belum teratasi.

Salah seorang dokter di RSUD Baubau, dr H Zamri Amin melalui telepon dari Baubau, Senin mengatakan belum tertasinya ketiadaan oksigen tersebut dikarenakan pengelola rumah sakit tidak memiliki anggaran untuk pengadaan oksigen.

"Oleh karena rumah sakit belum bisa menyediakan tabung oksigen, maka keluarga pasien diharuskan membeli oksigen dari toko bila pasien membutuhkan bantuan pernapasan," katanya.

Ia mengakui ketiadaan oksigen di RSUD Baubau tersebut menyebabkan beban keluarga pasien bertambah berat.

Sebab satu tabung oksigen kata dia, harus dibeli dengan harga yang cukup mahal, yakni Rp2,5 juta.

"Bagi pasien dari keluarga mampu secara ekonomi, mungkin harga oksigen sebesar itu tidak masalah, namun bagi keluarga miskin tentu sangat membebani," katanya.

Menurut dia, masalah ketiadaan oksigen di RSUD Baubau tersebut sudah sampai di telinga anggota Komisi III DPRD Kota Baubau.

Namun sehingga saat ini kata dia, belum juga ada tanda-tanda untuk mengatasi masalah tersebut.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Baubau, Kamil Adi Karim yang dihubungi melalui telepon mengakui sudah mendapat informasi soal kahabisan stok oksigen di RSUD Kota Baubau tersebut.

"Saya sudah menanyakan masalah tersebut kepada Direktur RSUD Baubau dan menurut keterangan direktur rumah sakit, kehabisan stok oksigen tersebut akibat tidak adanya dana yang dimiliki rumah sakit untuk membeli tabung oksigen," katanya.

Sebagai wakil rakyat, Kamil sangat menyayangkan kehabisan oksigen di RSUD Baubau yang menyebabkan keluarga pasien harus menyediakan oksigen sendiri jika membutuhkan bantuan pernapasan.

Sebab jika hal itu berlangsung dalam waktu yang lama bisa membahayakan kesemalatan jiwa pasien, terutama pasien sesak napas.

Pewarta : Oleh Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024