Kendari (Antara News) - Harga telur ayam di sejumlah pasar induk maupun pasar tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), dalam sepekan terakhir mulai bergerak naik.

Keterangan dari sejumlah pedagang pengecer di Pasar Sentral Mandong, Pasar Panjang Bonggoeya dan Pasar Baruga Kota Kendari, Selasa menyebutkan, rata-rata kenaikan harga telur mencapai Rp3.000-Rp5.000 per satu rak.

Harga telur ukuran sedang yang biasanya hanya dijual antara Rp35.000-Rp37.000 per rak kini naik menjadi Rp40.000/rak.

Begitu pula dengan telur ayam ukuran besar dari Rp40.000/rak menjadi Rp43.500 hingga Rp45.000/rak.

Kenaikan harga telur di sejumlah pasar induk maupun pasar tradisional, berdampak ketersediaan stok di pasaran sedikit berkurang sementara permintaan konsumen mengalami kenaikan.

"Kemungkinan harga telur selama bulan ini tidak turun bahkan dipekirakan akan naik, apalagi menjelang memasuki bulan puasa yang kurang dari sebulan ke depan," ujar Ramli, pedagang telur di Pasar Panjang Bonggoeya.

Menurut Ramli, distribusi telur yang selama ini masuk ke pasaran di Kota Kendari, sekitar 65 persen diantarpulaukan dari luar daerah (Kabupaten Sidarap dan Pinrang) Sulawesi Selatan, sementara sisanya sudah merupakan produk peternak di sejumlah kabupaten di Sultra.

"Ketergantungan produk telur, boleh dibilang masih seluruhnya dari luar daerah, sehingga bila terjadi keterlambatan pengiriman, maka akan berpengaruh terhadap harga di pasran," katanya.

Kadis Perindagkop Kendari, Syam Alam mengatakan meski kecenderungan harga telur selama sepekan ini mulai naik namun masih dalam batas yang wajar.

Ia mengatakan, masyarakat tidak perlu resah akan terjadi kekurangan stok khususnya telur ayam karena telur lokal pun hasil produksi peternak di sejumlah daerah, sudah ada walaupun produksi per harinya masih terbatas.

Pewarta : Oleh Abdul Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024