Kendari (Antara News) - Pemboman ikan di wilayah perairan laut Kabupaten Buton Selatan (Busel) oleh nelayan masih kerap terjadi.

"Setiap hari, ada saja nelayan Pulau Kadatua dan Pulau Siompu yang membom ikan di wilayah pesisir perairan laut kedua pulau tersebut," kata salah seorang warga Pulau Kadatua, La Madi (35) melalui telepon dari Kadatua, Senin.

Menurut dia, akibat pemboman ikan tersebut telah menyebabkan sejumlah populasi ikan di wilayah perairan laut Kadatua dan Siompu menjadi langka.

Selain itu kata dia, juga sejumlah terumbu karang telah mengalami kerusakan yang cukup serius. "Kondisi tersebut diperparah lagi dengan aktivitas sebagian warga yang menyedot pasir di dasar laut untuk kepentingan membangun rumah," katanya.

Menurut dia, selain menggunakan bom, sebagian nelayan dalam menangkap ikan juga memakai potasium sianida.
"Pemerintah Kecamatan sudah berulangkali melakukan sosialisasi agar para nelayan menangkap ikan tidak menggunakan bom dan potasium sianida, namun BANYAK nelayan yang tidak mengindahkan larangan tersebut," katanya.

Menurut dia, para nelayan yang menangkap ikan dengan cara-cara ilegal tersebut umumnya memburu ikan karang, terutama jenis ikan sunu dan gurita yang bernilai ekonomi tinggi.  Perburuan ikan tersebut terus marak karena harga yang ditawarkan para penampung ikan yang ada di Kota Baubau cukup tinggi.

"Satu kilogram ikan sunu jenis korapu dihargai sebesar Rp70 ribu sampai Rp80 ribu," katanya.

Pewarta : Oleh Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024