Batauga (Antara News) - Populasi ikan `Sampola` salah satu jenis ikan berkulit kasar tanpa sisik, saat ini membludak di wilayah perairan laut Pulau Kadatua, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra).
"Selama jadi nelayan di Pulau Kadatua, saya baru melihat populasi ikan `sampola` di wilayah perairan Kadatua sebanyak seperti sekarang ini," kata Zaandi (37) salah seorang nelayan di Desa Uwe Maasi di Kadatua, Jumat.
Menurut dia, membludaknya populasi ikan `sampola` tersebut bersamaan dengan membaiknya harga ikan tersebut di tingkat penampung ikan.
Ikan `sampola` yang sebelumnya tidak bernilai ekonomi di Pulau Kadatua, saat ini memiliki nilai jual mencapai Rp24.000 per kilogram.
"Dengan nilai ekonomi ikan `sampola` sebanyak itu, pendapatan kelompok nelayan di Pulau Kadatua berlipat-lipat kali," katanya.
Pendapatan nelayan yang sebelumnya dalam sekali sebulan melaut selama 14 hari hanya berkisar antara Rp50 juta-Rp75 juta per kelompok nelayan (10 orang), kata dia, saat ini meningkat hingga Rp400 juta per kelompok nelayan.
"Dengan pendapatan kelompok nelayan sebesar itu, maka satu orang nelayan dapat mengantongi penghasilan rata-rata Rp15 jutaan per bulan," katanya.
Menurut dia, ikan `sampola` selama ini tidak bernilai ekonomi karena masyarakat pulau Kadatua sebagian besar tidak suka mengkonsumsi ikan berkulit kasar itu.
Ikan tersebut bernilai jual tinggi, kata dia, karena permintaan dari kapal penampung ikan yang setiap hari parkir di Pulau Kadatua.
"Menurut informasi dari para anak buah kapal yang menampung `sampola` itu untuk diekspor ke Jepang," katanya.

Pewarta : Oleh Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024