Jakarta (Antara News) - Presiden Joko Widodo meninjau pelaksanaan ujian nasional (UN) di SMA Negeri 2 Jakarta, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa.

         Pada kesempatan itu, Presiden mengimbau para siswa berhati-hati dalam mengerjakan soal. "Anak-anakku semuanya, seluruh siswa SMAN 2 Jakarta, saya lihat ceria semuanya, artinya sudah siap," ujar Presiden dalam kunjungannya tersebut.

         Selain itu, Presiden juga mengimbau para peserta ujian untuk tidak terburu-buru dalam mengerjakan soal. "Saya titip jangan 'grasa-grusu' dalam mengerjakan soal. Saya doakan seluruh siswa di Indonesia mendapat nilai yang baik," ujar Presiden Joko Widodo kepada para pelajar.

         Kemudian, Presiden juga meminta agar para pelajar SMA 2 Jakarta untuk tidak lupa berdoa sebelum mengerjakan ujian. "Saya tidak ingin ganggu anak-anak semuanya. Persiapkan masuk kelas. Jangan lupa berdoa," ujar Presiden.

         Pada kunjungan itu, Presiden Joko Widodo didampingi antara lain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.   

                                               UN CBT
         Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan Presiden Joko Widodo sangat mendukung dilaksanakannya ujian nasional (UN) berbasis komputer atau "computer based test" (CBT) diselenggarakan di seluruh Tanah Air.

         "Saya sudah melihat, arsip sebelumnya. Ini untuk pertama kalinya seorang Presiden meninjau langsung pelaksanaan UN," ujar Anies dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

         Presiden Jokowi didampingi Anies Baswedan melakukan peninjauan di SMAN 2 Jakarta dan SMKN 1 Jakarta.  "Presiden mendukung agar UN CBT dikembangkan lebih jauh."
 
         Meskipun demikian, ia menegaskan penerapan UN berbasis komputer itu bukan menjadi alasan untuk pengadaan komputer.  "Komputer diadakan untuk belajar siswa," kata dia.

         Disinggung mengenai pelaksanaan UN, Anies menjelaskan UN berlangsung lancar, termasuk UN berbasis komputer. "Pantauan secara umum berlangsung dengan baik. Memang ada beberapa masalah, namun persentasenya kecil, tidak sampai satu persen," papar dia.

         Sejumlah sekolah di daerah mengalami kesulitan dalam pelaksanaan UN berbasis komputer itu karena kendala server, jaringan, listrik, hingga kesulitan mengunduh soal.  UN berbasis kertas diselenggarakan pada 13 April hingga 15 April. Sementara UN berbasis komputer diselenggarakan 13 April hingga 16 April dan 20 hingga 21 April.

         Berbeda dengan tahun sebelumnya, UN tidak lagi menentukan kelulusan, melainkan hanya berfungsi sebagai pemetaan dan pertimbangan masuk perguruan tinggi.

         Tahun ini, juga pertama kalinya diujicobakan UN berbasis komputer.

Pewarta : Oleh Ageng Wibowo dan Indriani
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024