Jakarta (Antara News) - Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan melakukan efisiensi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit tenaga listrik dan memaksimalkan bahan baku yang lain seperti batubara, uap, panas bumi dan lainnya.

        "BBM adalah bahan baku pembangkit tenaga listrik yang paling mahal, penggunaan BBM akan diturunkan secara drastis," kata Direktur Utama PT. PLN Sofyan Basir saat menerima Presiden Joko Widodo di Gedung PLN di Jakarta, Selasa.

        Menurut dia, jika hal itu dilakukan maka akan terjadi efisiensi di atas Rp10 triliun dan akan dipindahkan ke pembangkit lain.

        Efisiensi BBM tersebut juga dapat berdampak pada harga tarif dasar listrik. Menurut dia, hal ini adalah salah satu upaya agar tarif dasar listrik industri bisa turun.

        "Jika tarif dasar listrik turun maka banyak industri yang akan memperluas bisnisnya sehingga dapat menyerap tenaga kerja," kata dia.

       Ia mencontohkan, di Medan hampir sebagian besar pembangkit tenaga listriknya menggunakan BBM walaupun memiliki PLTU, tetapi PLTU tersebut tidak jalan.

        "Kita akan mengganti bahan baku dari diesel menjadi gas di pembangkit tenaga listrik seperti di Belawan yang berdaya 160 megawatt, Belawan II 160 megawatt, Arun 130 megawatt dan tahun ini akan jalan kalau tahun ini jalan, berarti akan ada penghematan triliunan," kata dia.

       Dia mengatakan, pembangkit tenaga listrik 10 ribu megawatt akhir tahun ini ditandatangani sekitar 20 investor dengan jenis pembangkit tenaga listrik gas, batubara dan  panas bumi.

                                Tidak Naik

        Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara  Sofyan Basir mengatakan tidak ada kenaikan tarif dasar listrik pada Mei 2015.

        "Tidak ada kenaikan listrik Mei ini, apalagi untuk listrik bersubsidi yang berkapasitas 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA, tidak akan dinaikkan," kata dia pada saat menerima kunjungan Presiden ke PLN di Gedung PLN Pusat, Jakarta, Selasa.

        Sementara itu golongan rumah tangga dengan daya 3.500 VA hingga 5.500 VA dan rumah tangga besar dengan daya 6.600 VA ke atas tarifnya sesuai dengan pasar, yaitu mengikuti tarif indikator pasar yang dapat memengaruhi biaya pokok penyediaan listrik yang salah satunya adalah harga minyak.

        Ia menyayangkan dengan pemberitaan mengenai kenaikan tarif listrik pada Mei ini.

        Menurutnya pemberitaan itu dapat memicu pengusaha menaikkan tarif harga barang.

       "Kalau diberitakan ada kenaikan harga, terus pengusaha sudah menaikkan harga barang padahal tidak ada kenaikan, terus yang susah nanti siapa, rakyat juga, saya tidak ingin membebani rakyat dengan kenaikan harga listrik," kata dia.

        Ia bercita-cita pada tahun depan dapat menurunkan tarif dasar industri, agar investor tertarik mengembangkan bisnisnya sehingga tercipta lapangan kerja yang luas.

        Untuk itu, PLN akan melakukan efesiensi dengan cara mengganti bahan baku yang paling mahal BBM dengan bahan baku lain seperti batu bara, pembangkit uap dan lainnya.

Pewarta : Oleh Aubrey Kandelila Fanani
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024