Kendari (Antara News) - Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), tengah menggenjot pembentukan program studi (Prodi) Apoteker dengan terus melengkapi beberapa persyaratan administrasi.
Dekan Fakultas Farmasi UHO, Prof Sahidin, di Kendari, mengatakan pihaknya tengah berupaya melengkapi draft dan persyaratan baik itu rekomendasi dari pemerintah daerah maupun peningkatan akreditasi, agar prodi yang direncanakan tersebut segera terbentuk.
"Kita sangat membutuhkan rekomendasi dari pemerintah daerah sebab untuk menilai tingkat kebutuhan masyarakat dan dunia kerja tentang gagasan pembukaan prodi yang menangani masalah obat-obatan tersebut maka kita harus mengantongi izin pemda,"Ujarnya.
Pembentukan Prodi Apoteker tersebut dianggap penting, mengingat di kawasan timur Indonesiahanya ada 14 prodi, dan diSultra sendiri baru perguruan tinggi swasta yang menyelenggarakannya.
Syarat untuk membuka pendidikan profesi apoteker, yakni minimal prodi farmasi yang telah diselenggarakan saat ini oleh UHO dalam hal ini Fakultas Farmasi harus terakreditasi minimal "B". tetapi pihaknya tetap optimis untuk meningkatkan akreditasi melalui reakreditasi.
"Betul saat ini akreditasi kita masih `c`, tetapi kami terus berusaha agar akreditasi itu dapat meningkat menjadi `b` dengan melakukan reakreditasi tentunya,"ujarnya.
Untuk penerimaan mahasiswa pada prodi apoteker ditargetkan pada bulan Juli tahun 2016 mendatang. Pasalnya saat ini pihaknya, sementara berupaya meningkatkan akreditasi Prodi Farmasi, setelah mencapai target akreditasi maka penggagasan prodi apoteker akan digenjot.
Direncanakan pada bulan Agustus mendatang, pihaknya akan mengirim borang akreditasi kedirjen DIKTI dan hasilnya dapat diketahui pada Desember 2015.
"Setelah kita mendapatkan akreditasi yang sesuai syarat untuk membuka prodi apoteker maka akan kita genjot hingga bisa menerima mahasiswa baru,"ujarnya.
Ia menambahkan, pembentukan prodi baru tersebut untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja terhadap tenaga apoteker, saat ini pihaknya tengah menyusun draft usulan Prodi baru tersebut.
"Dengan melihat kebutuhan dunia kerja di Sultra yang membutuhkan tenaga apoteker maka kami berinisiatif untuk membentuk prodi tersebut, hal ini juga kami lakukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat daerah ini,"ujarnya.
Ia menambahkan, walaupun fakultas yang dipimpinnya belum terlalu lama terbentuk, pihaknya tetap terus berusaha untuk menjawab seluruh kebutuhan masyarakat. Selain itu, pembentukan Prodi Apoteker tersebut juga untuk meningkatkan layanan pendidikan kepada masyarakat, dalam memenuhi kebutuhan dunia kerja ke depan.
Menurutnya, dengan terbentuknya prodi tersebut akan menjawab masalah kekurangan tenaga apoteker di Sultra. Maka dari itu, pihaknya terus melakukan perbaikan dan melengkapi persyaratan dalam membentuk prodi baru
Dekan Fakultas Farmasi UHO, Prof Sahidin, di Kendari, mengatakan pihaknya tengah berupaya melengkapi draft dan persyaratan baik itu rekomendasi dari pemerintah daerah maupun peningkatan akreditasi, agar prodi yang direncanakan tersebut segera terbentuk.
"Kita sangat membutuhkan rekomendasi dari pemerintah daerah sebab untuk menilai tingkat kebutuhan masyarakat dan dunia kerja tentang gagasan pembukaan prodi yang menangani masalah obat-obatan tersebut maka kita harus mengantongi izin pemda,"Ujarnya.
Pembentukan Prodi Apoteker tersebut dianggap penting, mengingat di kawasan timur Indonesiahanya ada 14 prodi, dan diSultra sendiri baru perguruan tinggi swasta yang menyelenggarakannya.
Syarat untuk membuka pendidikan profesi apoteker, yakni minimal prodi farmasi yang telah diselenggarakan saat ini oleh UHO dalam hal ini Fakultas Farmasi harus terakreditasi minimal "B". tetapi pihaknya tetap optimis untuk meningkatkan akreditasi melalui reakreditasi.
"Betul saat ini akreditasi kita masih `c`, tetapi kami terus berusaha agar akreditasi itu dapat meningkat menjadi `b` dengan melakukan reakreditasi tentunya,"ujarnya.
Untuk penerimaan mahasiswa pada prodi apoteker ditargetkan pada bulan Juli tahun 2016 mendatang. Pasalnya saat ini pihaknya, sementara berupaya meningkatkan akreditasi Prodi Farmasi, setelah mencapai target akreditasi maka penggagasan prodi apoteker akan digenjot.
Direncanakan pada bulan Agustus mendatang, pihaknya akan mengirim borang akreditasi kedirjen DIKTI dan hasilnya dapat diketahui pada Desember 2015.
"Setelah kita mendapatkan akreditasi yang sesuai syarat untuk membuka prodi apoteker maka akan kita genjot hingga bisa menerima mahasiswa baru,"ujarnya.
Ia menambahkan, pembentukan prodi baru tersebut untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja terhadap tenaga apoteker, saat ini pihaknya tengah menyusun draft usulan Prodi baru tersebut.
"Dengan melihat kebutuhan dunia kerja di Sultra yang membutuhkan tenaga apoteker maka kami berinisiatif untuk membentuk prodi tersebut, hal ini juga kami lakukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat daerah ini,"ujarnya.
Ia menambahkan, walaupun fakultas yang dipimpinnya belum terlalu lama terbentuk, pihaknya tetap terus berusaha untuk menjawab seluruh kebutuhan masyarakat. Selain itu, pembentukan Prodi Apoteker tersebut juga untuk meningkatkan layanan pendidikan kepada masyarakat, dalam memenuhi kebutuhan dunia kerja ke depan.
Menurutnya, dengan terbentuknya prodi tersebut akan menjawab masalah kekurangan tenaga apoteker di Sultra. Maka dari itu, pihaknya terus melakukan perbaikan dan melengkapi persyaratan dalam membentuk prodi baru