Kendari  (Antara News) - Dinas Pertanian dan Peternakan Sulawesi Tenggara menyatakan keterlambatan panen oleh petani saat ini memicu kenaikan harga beras di daerah itu.

"Karena belum ada yang panen, tentunya beras di tingkat pedagang berkurang sehingga stok berkurang dan menyebabkan harga naik," kata Sekretaris Dinas Pertanian Sultra Suriyati di Kendari, Senin.

Ia mengatakan panen raya diperkirakan pada akhir Maret di Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kolaka, Bombana, dan Kolaka Timur.

Terkait dengan kenaikan beras saat ini di Sultra, pemprov bersama Perum Bulog Divre Sultra sudah melakukan operasi pasar (OP) di sejumlah pasar tradisional di daerah itu.

Operasi itu, katanya, untuk menekan harga beras yang melonjak.

"Kondisi harga beras saat ini memang sudah meresahkan warga sehingga kami lakukan operasi pasar" katanya.

Ia mengatakan harga beras saat ini sudah berkisar Rp10.000 sampai Rp11.000 per kilogram, bahkan lebih, sedangkan harga sebelumnya sekitar Rp7.000 sampai Rp7.500 per kilogram.

"Kondisi ini tidak hanya terjadi di Sultra, tetapi juga terjadi nasional," katanya.

Dia mengatakan saat operasi pasar dilakukan maka harga beras yang akan dijual yakni Rp7.500 per kilogram. Penjualan langsung kepada masyarakat.

"Kami tidak melepas beras ke pedagang, karena kami takutkan akan dijual kembali dengan harga mahal. Karena itu kami akan lepas langsung kepada warga yang membutuhkan," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024