Palu   (Antara News) - Direktur PT Poso Energy, Achmad Kalla mengatakan suplai daya listrik yang diproduksi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso-3 tergantung PLN sebagai pembeli.

        "Kami sudah lama siap untuk mensuplai daya listrik sesuai dengan kebutuhan PLN," katanya lewat telepon dari Sulewana, Kabupaten Poso, Sabtu.

        Ia mengatakan hingga kini pembangunan transmisi dan jaringan listrik untuk PLTA yang dikerjakan PLN belum juga rampung.

        "Entah apa hambatannya sehingga pembangunan transmisi dan jaringan belum juga selesai," kata Achmad.

        Menurut dia, akibat belum selesainya pekerjaan pembangunan transmisi dan jaringan, sebagian besar daya yang dihasilkan PLTA belum terjual.

        Dia berharap secepatnya pembangunan transmisi dan jaringan bisa rampung sehingga suplai daya listrik dari PLTA ke PLN dapat direalisasi.

        Daya listrik yang diproduksi Pembangkit PLTA Sulawana Poso hingga kini baru terjual sekitar 40 persen dari 195 megawatt.

        "Daya yang terpakai sampai saat ini baru 80 MW," katanya.

        Ia menjelaskan sebagian dari daya listrik yang terjual itu guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri di Sulsel dan Kabupaten Poso.

        Sementara khusus untuk kebutuhan listrik di Kota Palu dan Kabupaten lainnya di Sulteng hingga kini, PT Poso Energy belum bisa mensuplai karena masih terkendala pembangunan jaringan yang dilaksanakan pihak PLN belum rampung.

        "PLN hanya janji-janji, tetapi kenyataannya sampai sekarang pekerjaan pembangunan transmisi dan jaringan PLTA yang menghubungkan PLTA Sulewana Poso dengan beberapa kabupaten dan kota di Sulteng belum selesai.

        Sementara Kota Palu dalam beberapa pekan ini memberlakukan pemadaman bergilir akibat kekurangan daya listrik.

        Program pemadaman listrik di Ibu Kota Provinsi Sulteng yang terjadi siang maupun malam hari itu cukup berdampak terhadap berbagai kegiatan usaha masyarakat.

        Selama ini, kebutuhan listrik untuk masyarakat, dunia usaha dan industri dipasok oleh PLN.

Pewarta : Anas Masa
Editor :
Copyright © ANTARA 2024