Kendari (Antara News) - Keluarga dua nelayan asal Buton, Sulawesi Tenggara, La Oga dan Bachtiar yang hilang di perbatasan antara Indonesia-Papua Nugini (RI-PNG) saat melaut pada Selasa (6/1) lalu, akhirnya pasrah.

Paman kedua korban, La Zaeli (56) melalui telepon dari Pulau Kadatua, Buton, Sultra, Senin mengatakan, setelah satu bulan lebih melakukan pencarian di wilayah perbatasan RI-PNG dan menyebar informasi di wilayah PNG soal hilangnya dua korban tersebut belum juga ada kabar, maka pihak keluarga akhirnya pasrah menerima hilangnya kedua korban sebagai musibah.

"Saat ini kami pihak keluarga sudah pasrah setelah satu bulan lebih melakukan pencarian tak juga membuahkan hasil apa pun mengenai keberadaan kedua korban," katanya.

Menurut dia, selama satu bulan lebih upaya pencarian, pihak keluarga dibantu nelayan setempat bukan hanya menyisir hampir seluruh wilayah perbatasan Indonesia - PNG, melainkan juga menyebar informasi pulau-pulau kecil di wilayah PNG.

Namun hingga saat ini pihak keluarga dibantu nelayan setempat tidak menemukan jejak kedua korban.

"Selama satu bulan lebih ini kami keluarga bersama nelayan asal Sultra melakukan pencarian, tidak satu pun petunjuk untuk bisa menemukan kedua korban," katanya.

Baik perahu, perlengkapan makan minum atau alat-alat pancing milik kedua korban kata dia, belum satu pun yang ditemukan tim yang melakukan pencarian.

Karena itu, saat ini pihak keluarga sudah pasrah menerima hilangnya kedua korban sebagai musibah karena seluruh wilayah di sekitar kedua korban melalut menangkap ikan sudah dijelajahi tim penyelamat.

Korban La Oga dan Bachtiar melaut pada Selasa (6/1) malam di sekitar Rumpon 21 at 51 haluan 80 derajat timur, dengan jarak 70 Mil dari Kota Jayapura.

Kedua korban melaut menggunakan kapal berjenis fiber warna biru tanpa semang dengan kekuatan mesin 15 PK X 2, bersama rombongn delapan perahu nelayan lainnya.

Pewarta : Oleh: Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024