Kendari  (Antara News) - Sebanyak dua desa binaan "Marine Resources Program (MRP)" atau program sumber daya kelautan dari United States Agency for International Development (USAID) di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, telah menjadi sentra produksi budi daya agar-agar.

Bupati Wakatobi Hugua di Kendari, Kamis, mengatakan dua desa tersebut, yakni Desa Liya di Kecamatan Wangiwangi Selatan dan Desa Matahora di Kecamatan Wangi.

"Dua desa yang sukses mengembangkan budi daya agar-agar atau rumput laut itu sudah menjalar di sejumlah desa tetangga dan saat ini telah menjadi tempat yang sering dikunjungi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara," katanya.

Selain dua desa tersebut, katanya, program sumber daya kelautan USAID juga telah berhasil membina kelompok masyarakat pecita alam yang proaktif membuat brosur berisi program wisata laut di tingkat desa.

"Melalui brosur tersebut, kelompok pecinta alam mendorong meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu-isu pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan secara berkelanjutan," katanya.

Dia mengatakan program USAID di Wakatobi juga sukses membina tiga kelompok perempuan yang membuat produksi ikan olahan, berupa abon ikan, ikan asap, dan dendeng ikan.

Setiap kelompok perempuan binaan USAID yang mengembangkan tiga macam produksi ikan olahan tersebut, kata dia, beranggotakan 15 orang.

"Kelompok perempuan yang mengembangkan usaha pembuatan tiga jenis produk berbahan ikan itu, sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat," katanya.

Pemerintah Kabupaten Wakatobi berharap, pengelola program dari USAID masih terus melanjutkan programnya di Wakatobi, sehingga jumlah desa yang menjadi sentra produksi agar-agar maupun kelompok usaha perempuan yang membuat produk ikan olahan bisa bertambah.

Pewarta : Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024