Manado (Antara News) - Puluhan ribu, warga Manado etnis Sangihe, Sitaro dan Talaud, menggelar pesta adat "tulude" di akhir Januari sampai awal Februari 2015.
"Pesta adat "tulude" adalah bentuk syukur seluruh warga etnis sangihe, Sitaro dan Talaud karena selesainya tahun lama dan melewati sebulan tahun baru," kata Wakil Wali Kota Manado, Harley Mangindaan, dalam syukuran tulude di Manado, Minggu.
Harley mengatakan pesta adat "tulude" di Manado, maupun di Sangihe, Sitaro dan Talaud, maknanya sama yakni menolak bala dan mengharapkan serta memohon berkat untuk tahun baru, sehingga sepanjang tahun 2015 ini.
"Seluruh warga etnis Sangihe, Sitaro dan Talaud berdoa menolak bala dan malapetaka dan mengharapkan berkat dan keberutungan untuk tahun baru yang berjalan ini, untuk kesejahteraan kita semua," katanya.
Ia pun mengingatkan warga Nusa Utara, sebutan untuk warga etnis Sangihe, Sitaro dan Talaud agar peringatan pesta adat tulude, jangan hanya sekadar menjadi acara seremonial belaka, namun harus menjadi kesempatan untuk berintrospeksi diri.
Harley mengingatkan tahun yang baru berlalu juga menjadi cermin bagi warga Manado asal Nusa Utara untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya, sehingga hidup bisa sukses di tahun baru.
Dalam perayaan tulude tersebut Harley mengajak warga Nusa Utara yang menjadi penduduk Manado, untuk ikut menjaga keamanan kota dengan kebersamaan sehingga Manado tetap aman dan nyaman.
"Jangan mudah terpancing dengan hasutan dan upaya orang yang hendak memecah belah, justru dengan bersatu kita bisa mengusir orang yang hendak memecah belah kita," katanya.
Harley mengatakan, sebagai pimpinan kota ia juga mengajak warga Nusa Utara untuk tetap menjaga dan memelihara tradisi "tulude', di rantau dengan demikian akan selalu terpelihara dari waktu ke waktu.
Pesta adat "tulude" adalah tradisi tahunan yang digelar setiap akhir Januari dan awal Februari oleh warga etnis Sangihe, Sitaro dan Talaud, di ketiga kabupaten kepulauan tersebut maupun yang sudah menetap di Kota Manado dan Minahasa Utara sebagai peringatan syukur memohon berkat tahun baru dan menyelesaikan tahun sebelumnya
"Pesta adat "tulude" adalah bentuk syukur seluruh warga etnis sangihe, Sitaro dan Talaud karena selesainya tahun lama dan melewati sebulan tahun baru," kata Wakil Wali Kota Manado, Harley Mangindaan, dalam syukuran tulude di Manado, Minggu.
Harley mengatakan pesta adat "tulude" di Manado, maupun di Sangihe, Sitaro dan Talaud, maknanya sama yakni menolak bala dan mengharapkan serta memohon berkat untuk tahun baru, sehingga sepanjang tahun 2015 ini.
"Seluruh warga etnis Sangihe, Sitaro dan Talaud berdoa menolak bala dan malapetaka dan mengharapkan berkat dan keberutungan untuk tahun baru yang berjalan ini, untuk kesejahteraan kita semua," katanya.
Ia pun mengingatkan warga Nusa Utara, sebutan untuk warga etnis Sangihe, Sitaro dan Talaud agar peringatan pesta adat tulude, jangan hanya sekadar menjadi acara seremonial belaka, namun harus menjadi kesempatan untuk berintrospeksi diri.
Harley mengingatkan tahun yang baru berlalu juga menjadi cermin bagi warga Manado asal Nusa Utara untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya, sehingga hidup bisa sukses di tahun baru.
Dalam perayaan tulude tersebut Harley mengajak warga Nusa Utara yang menjadi penduduk Manado, untuk ikut menjaga keamanan kota dengan kebersamaan sehingga Manado tetap aman dan nyaman.
"Jangan mudah terpancing dengan hasutan dan upaya orang yang hendak memecah belah, justru dengan bersatu kita bisa mengusir orang yang hendak memecah belah kita," katanya.
Harley mengatakan, sebagai pimpinan kota ia juga mengajak warga Nusa Utara untuk tetap menjaga dan memelihara tradisi "tulude', di rantau dengan demikian akan selalu terpelihara dari waktu ke waktu.
Pesta adat "tulude" adalah tradisi tahunan yang digelar setiap akhir Januari dan awal Februari oleh warga etnis Sangihe, Sitaro dan Talaud, di ketiga kabupaten kepulauan tersebut maupun yang sudah menetap di Kota Manado dan Minahasa Utara sebagai peringatan syukur memohon berkat tahun baru dan menyelesaikan tahun sebelumnya