Mataram   (Antara News) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berharap keterlibatan masyarakat dalam mempromosikan program "Tambora Menyapa Dunia" tahun 2015.

         "Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam menyukseskan program Tambora Menyapa Dunia," kata Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin di Mataram, Sabtu.

         Menurut Amin, program Tambora Menyapa Dunia bukan hanya milik pemerintah, melainkan seluruh masyarakat di provinsi itu. Oleh karenanya, orang nomor dua di NTB ini berharap masyarakat juga ikut terlibat dalam menyukseskan acara dua abad meletusnya Gunung Tambora tersebut.

         "Ikon Gunung Tambora itu bukan hanya milik masyarakat Bima, dan Dompu, tetapi NTB secara keseluruhan. Karena, pada saatnya nanti bukan masyarakat di tempat itu yang akan merasakan, tetapi masyarakat NTB akan ikut merasakan manfaatnya," jelasnya.

         Ia menambahkan, terselenggaranya program Tambora Menyapa Dunia akan menimbulkan banyak efek yang luar biasa bagi pariwisata NTB. Untuk itu, dukungan masyarakat, pemerintah serta elemen lain dalam menyukseskan program tersebut sangat dibutuhkan.

         Pemerintah Provinsi NTB menargetkan penyelenggaraan Tambora Menyapa Dunia tahun 2015 mampu menggaet kunjungan wisatawan hingga dua juta orang.

         Sebab, acara Tambora Menyapa Dunia merupakan even budaya dan pariwisata berkelas dunia. Puncak acara Tambora Menyapa Dunia sendiri akan diselenggarakan bulan April 2015, tepat dengan peringatan meletusnya Gunung Tambora yang terjadi April 1815.

         Gunung Tambora, merupakan stratovolcano aktif yang terletak di Pulau Sumbawa. Letusan gunung yang memiliki tinggi 2.851 meter itu menjadi letusan terbesar sejak letusan Danau Taupo pada tahun 181. Sebelumnya, Gunung Tambora memiliki tinggi 4.882 mdpl dan menjadi puncak tertinggi kedua di Indonesia setelah Jaya Wijaya. Namun letusan yang luar biasa besar melenyapkan hampir separuh bobot tubuhnya.

         Kaldera abadi akibat letusan pun sangat besar, seluas 7 km, serta jarak antara puncak dengan dasar kawahnya sedalam 800 meter. Total kematian yang ditimbulkan adalah 71.000 jiwa, bahkan ada sumber yang menyebut data korban hingga 92.000 jiwa. Letusan tersebut juga menyebabkan perubahan iklim di dunia.


Pewarta : Nur Imansyah
Editor :
Copyright © ANTARA 2024