Kendari (Antara News) - Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, kembangkan potensi budidaya peternakan kerbau di Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mencukupi kebutuhan daging nasional dan mengurangi ketergantungan impor daging.
Wakil Dekan Fakultas Peternakan UHO, Dr. La Ode Nafiu, di Kendari, Kamis, mengatakan melalui pengembangan potensi sumber daya ternak lokal yaitu perkembangan budidaya kerbau, diharapkan dapat mendukung program swasembada daging nasional.
"Budidaya kerbau ini sangat berpotensi, baik dari segi nilai jualnya, produksi dagingnya maupun produksi susunya. Semua potensi itu dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian peternak dan sekaligus mendukung produksi daging kita,"ujarnya.
Ia menambahkan, Pengembangan yang dilakukan oleh pihaknya terhadap budidaya peternakan kerbau yang dilakukan mendapatkan bantuan dari dana desentralisasi pendidikan.
Menurutnya, di Sultra sendiri ada tiga daerah yang menjadi sentra pengembangan peternakan kerbau yakni Poleang Selatan, Poleang Tengah dan Kabaena.
"Yang menjadi kendala dalam budidaya kerbau ini adalah masa reproduksinya yang lama, sehingga kerbau dinilai sebagai ternak kurang bernilai, tetapi jika dilihat dari nilai jualnya kerbau lebih tinggi dibanding dengan sapi,"ujarnya.
Ia menambahkan, Dengan harga yang lebih tinggi, nilai peternakan kerbau tidak kalah dengan peternakan lainnya, ini menunjukkan ternak kerbau tetap mempunyai prospek sebagai komoditas usaha ternak.
Meski, Perkembangan populasi kerbau lima tahun terakhir di Sultra mengalami penurunan yang disebabkan oleh oleh rendahnya perhatian dan penanganan terhadap potensi kerbau sebagai penghasil daging bersama-sama dengan daging sapi untuk memenuhi produksi daging nasional.
Menurutnya, Peternakan kerbau memiliki keunggulan sesuai dengan potensi sumber daya lokal yang ada di daerah sentra produksi.
Dengan, mempertimbangkan berbagai faktor keunggulan dan kelemahan dalam pola budidaya yang masih memungkinkan adanya perbaikan.
Wakil Dekan Fakultas Peternakan UHO itu, mengaharapkan agar peternakan kerbau dapat lebih diperhatikan untuk meningkatkan kinerja reproduksi, produksi dan produktivitas kerbau. Sehingga dalam jangka panjang mampu memberikan kontribusi besar bagi penyediaan daging.
Wakil Dekan Fakultas Peternakan UHO, Dr. La Ode Nafiu, di Kendari, Kamis, mengatakan melalui pengembangan potensi sumber daya ternak lokal yaitu perkembangan budidaya kerbau, diharapkan dapat mendukung program swasembada daging nasional.
"Budidaya kerbau ini sangat berpotensi, baik dari segi nilai jualnya, produksi dagingnya maupun produksi susunya. Semua potensi itu dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian peternak dan sekaligus mendukung produksi daging kita,"ujarnya.
Ia menambahkan, Pengembangan yang dilakukan oleh pihaknya terhadap budidaya peternakan kerbau yang dilakukan mendapatkan bantuan dari dana desentralisasi pendidikan.
Menurutnya, di Sultra sendiri ada tiga daerah yang menjadi sentra pengembangan peternakan kerbau yakni Poleang Selatan, Poleang Tengah dan Kabaena.
"Yang menjadi kendala dalam budidaya kerbau ini adalah masa reproduksinya yang lama, sehingga kerbau dinilai sebagai ternak kurang bernilai, tetapi jika dilihat dari nilai jualnya kerbau lebih tinggi dibanding dengan sapi,"ujarnya.
Ia menambahkan, Dengan harga yang lebih tinggi, nilai peternakan kerbau tidak kalah dengan peternakan lainnya, ini menunjukkan ternak kerbau tetap mempunyai prospek sebagai komoditas usaha ternak.
Meski, Perkembangan populasi kerbau lima tahun terakhir di Sultra mengalami penurunan yang disebabkan oleh oleh rendahnya perhatian dan penanganan terhadap potensi kerbau sebagai penghasil daging bersama-sama dengan daging sapi untuk memenuhi produksi daging nasional.
Menurutnya, Peternakan kerbau memiliki keunggulan sesuai dengan potensi sumber daya lokal yang ada di daerah sentra produksi.
Dengan, mempertimbangkan berbagai faktor keunggulan dan kelemahan dalam pola budidaya yang masih memungkinkan adanya perbaikan.
Wakil Dekan Fakultas Peternakan UHO itu, mengaharapkan agar peternakan kerbau dapat lebih diperhatikan untuk meningkatkan kinerja reproduksi, produksi dan produktivitas kerbau. Sehingga dalam jangka panjang mampu memberikan kontribusi besar bagi penyediaan daging.