Kendari  (Antara News) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra), menyatakan biaya produksi tanaman cabai rawit sebesar Rp26 juta untuk satu hektar lahan per musim tanam 2014.

Kepala BPS Sultra, Adi Nugroho di Kendari, Jumat mengatakan dari total biaya tersebut komponen biaya produksi terbesar yakni upah pekerja sebesar 72, 84 persen.

Usaha tanaman cabai rawit di Sultra untuk satu hektar lahan per musim tanam tahun 2014, nilai produksinya mencapai Rp32,2 juta dengan biaya produksi sebesar Rp26 juta.

Dimana, komponen biaya produksi usaha tanaman cabai rawit yakni biaya upah pekerja sebesar 72,84 persen, biaya sewa lahan sebesar 9,13 persen, biaya benih 7,11 persen.

Kemudian biaya pupuk 1,99 persen, pestisida 2,30 persen dan pengeluaran lainnya sebesar 5,53 persen.

"Jadi petani mendapatkan keuntungan untuk satu hektar lahan yang dimilikinya per musim tanam sebesar Rp6,2 juta," ujar Adi Nugroho.

Ia menambahkan, mahalnya harga komoditi itu di pasaran mempengaruhi tingginya nilai produksi. Hanya saja yang menjadi kendala hasil panen petani tidak maksimal akibat musim kemarau yang melanda daerah itu beberapa waktu lalu.

Untuk tanaman hortikultura lainnya berupa tanaman cabai merah per hektar per musim tanam tahun 2014, nilai produksinya sebesar Rp55,9 juta dengan biaya produksi mencapai Rp48,7 juta, dimana biaya upah pekerja menjadi komponen terbesar dalam biaya produksi sebesar 61,33 persen.

Menurutnya dari semua usaha tanaman hortikultura yang paling banyak menghasilkan keuntungan petani adalah tanaman bawang merah.

Dimana, nilai produksinya untuk satu hektar lahan permusim tanam tahun 2014 sebesar Rp105,6 juta, dengan biaya produksi Rp79,7 juta.

Pewarta : La Ode Abdul Rahman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024