Kendari  (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara diminta menjadikan bahasa daerah Wakatobi sebagai mata pelajaran di sekolah, -mulai SD hingga SLTA-, sebagai mata pelajaran muatan lokal.

Permintaan tersebut disampaikan tokoh masyarakat Wakatobi, La Ode Ganiru di Kendari, Kamis.

"Di dalam bahasa daerah banyak mengandung nilai-nilai kesantunan, kesopanan dan tatakrama dalam berkomunikasi," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, anak-anak Wakatobi sejak dini sudah harus paham cara berkomunikasi yang sarat dengan nilai-nilai kesopanan dan kesantunan yang diwariskan para leluhur.

Menurut dia, di dalam bahasa daerah atau bahasa tutur, terkandung akar budaya masyarakat leluhur yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal.

"Kearifan budaya lokal setiap etnis masyarakat dunia, lahir dari bahasa tutur atau bahasa lisan masyarakat adat," katanya.

Di sana (bahasa tutur atau bahasa lisan-red) ujarnya, terdapat ungkapan-ungkapan halus atau bahasa kiasan bagaimana manusia berperilaku dan berinteraski dengan alam sekitarnya.

"Melalui bahasa tutur, mayarakat adat sangat piawai dalam mengelola dan memanfaatkan alam sebagai sebagai sumber kehidupannya," katanya.

Ia memberi contoh kata `sabangka` dalam bahasa tutur Wakatobi yang arti sesungguhnya teman dalam satu perahu.

Oleh masyarakat Wakatobi yang hidup sebagai pelaut kata dia membawa bahasa `sabangka` tersebut hingga ke darat ketika bertemu teman baru.

"`Sabangka` mengandung makna kawan atau sahabat yang senasib, sepenanggungan dan sependeritaan. Artinya, ketika warga Wakatobi menerima seseorang sebagai `sabangka`, maka yang bersangkutan sudah menyatakan menerima segala kekurangan dan kelebihan dari `sabangka`-nya tersebut," katanya.

Makanya kata dia, di dalam tananan masyarakat Wakatobi, orang yang sudah saling menerima sebagai `sabangka` tidak ada lagi perselisihan yang tidak bisa diselesaikan.

"Nilai-nila ini yang mesti ditanamkan sejak dini kepada anak-anak Wakatobi, melalui mata pelajaran bahasa daerah di sekolah-sekolah yang dikemas dalam muatan lokal," katanya.

Pewarta : Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024