Buranga (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), sedang membangun sarana olahraga atau SOR di semua kecamatan yang ada di daerah itu.
"Hingga saat ini, sarana olahraga yang sudah dibangun ada di tiga kecamatan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Buton Utara, Hado Hasina, di Buranga, Sabtu.
Ia mengatakan, pemerintah terus mengupayakan untuk membangun sarana olahraga di setiap kecamatan, guna melatih atlet-atlet muda.
"Kami sudah membangun SOR di Kecamatan Kulisusu, Kulisusu Utara dan Kecamatan Wakurumba Utara," katanya.
Tiga kecamatan, katanya, pembangunannya akan menyusul yakni Kecamatan Kulisusu Barat, Bonegunu dan Kecamatan Kambowa.
Disebutkan, beberapa sarana olahraga yang disediakan untuk kecamatan tersebut antara lain, lapangan sepak bola, basket, bola voli dan sepak takraw.
Menurut Hado, pemerintah bersedia membangun sarana olahraga dengan syarat masyarakatbersedia menghibahkan tanahnya seluas empat hektare, kemudian pemerintah membiayai pembangunannya.
"Setelah kami bangun menjadi milik masyarakat. Kami serahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk melakukan pemeliharaan," katanya.
Tetapi kalau masyarakat juga tidak cukup biaya untuk pemeliharaan, lanjut Hado, maka pemerintah bersedia untuk memberikan lagi tambahan dana pemeliharaannya.
"Hingga saat ini, sarana olahraga yang sudah dibangun ada di tiga kecamatan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Buton Utara, Hado Hasina, di Buranga, Sabtu.
Ia mengatakan, pemerintah terus mengupayakan untuk membangun sarana olahraga di setiap kecamatan, guna melatih atlet-atlet muda.
"Kami sudah membangun SOR di Kecamatan Kulisusu, Kulisusu Utara dan Kecamatan Wakurumba Utara," katanya.
Tiga kecamatan, katanya, pembangunannya akan menyusul yakni Kecamatan Kulisusu Barat, Bonegunu dan Kecamatan Kambowa.
Disebutkan, beberapa sarana olahraga yang disediakan untuk kecamatan tersebut antara lain, lapangan sepak bola, basket, bola voli dan sepak takraw.
Menurut Hado, pemerintah bersedia membangun sarana olahraga dengan syarat masyarakatbersedia menghibahkan tanahnya seluas empat hektare, kemudian pemerintah membiayai pembangunannya.
"Setelah kami bangun menjadi milik masyarakat. Kami serahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk melakukan pemeliharaan," katanya.
Tetapi kalau masyarakat juga tidak cukup biaya untuk pemeliharaan, lanjut Hado, maka pemerintah bersedia untuk memberikan lagi tambahan dana pemeliharaannya.