Ambon   (Antara News) - Acara pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) IX Tingkat provinsi Maluku yang berlangsung di Kota Ambon Sabtu malam, sarat dengan parade budaya dan konser musikalitas Islam dan Kristen.

         Acara pembukaan yang dipusatkan di Lapangan Merdeka Ambon dan disaksikan puluhan ribu warga tersebut menjadi ajang pamer kemampuan dan kolaborasi seni musikalitas Salam (Islam) - Sarani (Kristen) serta sejumlah tarian tradisional yang telah dikoreografi menjadi tari moderen.

         Ribuan warga termasuk para peserta Pesparawi dari 11 kabupaten/kota se-Maluku yang memenuhi Lapangan Merdeka sangat antusias menyaksikan kolaborasi 100 peniup terompet dari komunitas Sarani bersama puluhan penabuh gendang dari komunitas Salam secara bersama-sama di depan panggung utama.

         Kehadiran puluhan pemuda Muslim yang umumnya masih remaja tersebut di tengah panggung utama acara tersebut menggunakan puluhan becak yang dikayuh juga oleh pengemudi beragama Islam.

         Para pemuda Kristen meniup terompet untuk melantunkan musik gerejawi, sedangkan pemuda Muslim memainkan musik Sawat. Tetapi kedua aliran musik berbeda tersebut dapat dikolaborasikan dan menghasilkan harmonisasi musik nan merdu, sehingga membuat kagum ribuan warga yang mendengar dan menyaksikannya.

         Perpaduan musik gerejawi dan Sawat yang dimainkan secara bersama-sama tersebut untuk mengiringi puluhan penari pria dan wanita yang sedang menarikan tari rebana yang telah dipadu tari kreasi baru.

         Sejumlah tarian tradisional juga ditampilkan pada pembukaan "Adu pita suara" atau bernyanyi lagu-lagu gerejawi tersebut, diantaranya tari lentera yang telah dikolaborasikan dan dibawakan oleh pemuda Muslim dam Kristen secara bersama-sama.

         Para peserta dari 11 kabupaten/kota pun tidak kalah untuk menampilkan tarian tradisional mereka saat defile kontingen, di antaranya dari kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dan Maluku Tenggara Barat (MTB) yang menampilkan tarian Seka.

         Sedangkan beberapa anggota kontingen dari Kepulauan Aru tampil menggunakan pakaian adat mereka lengkap dengan burung cenderawasih yang tersanggul di rambutnya. Burung cenderawasih merupakan lambang daerah Kepulauan Aru karena banyak terdapat di wilayah tersebut.

         Puncak acara pembukaan Pesparawi diwarnai pesta kembang api dan pelepasan 1.000 lampion ke udara yang melambangkan persatuan dan persaudaraan warga Kota Ambon dan Maluku pada umumnya.

         Penanggung jawab acara Jacky Manuputty, mengakui keterlibatan warga Muslim pada pembukaan Pesparawi tersebut, secara sukarela sekaligus menunjukkan bahwa persaudaraan di ibu kota provinsi Maluku tersebut semakin kuat dan kental.

         "Sejak awal mereka (warga Muslim) telah menyatakan kesediaan untuk terlibat langsung dalam berbagai rangkaian acara pembukaan. Kami mengapresiasi keinginan mereka melalui kolaborasi dan harmonisasi antara seni musik Salam - Sarani yang merupakan ciri dan jati diri masyarakat Ambon dan Maluku pada umumnya," ujarnya.

Pewarta : Jimmy Ayal
Editor :
Copyright © ANTARA 2024