Kendari (Antara News) - Badan Pelayanan Perizinan Terpadu-Penanaman Modal (BP2T-PM) Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara meminta kepada masyarakat yang akan berurusan terkait perizinan agar tidak melalui jasa pihak ketiga (calo).
"Masyarakat terkadang menjadi korban dari calo dengan miminta imbalasa jasa. Padahal proses pengurusan izin apa saja sangat mudah sepanjang syarat-syarat terpenuhi semuanya," kata Kepala BP2T-PM Konawe Selatan, I Putu Darta, di Andoolo, ibukota Konawe Selatan, Jumat.
Menurut Putu, dari 26 perizinan yang ada di Konawe Selatan hampir seluruhnya dinyatakan gratis dan sisa 5 dinas yang masih dipungut biaya administrasi antara lain izin mendirikan bangunan (IMB), sektor perikanan, parawisata dan izin minuman keras.
Sebagai langka percepatan perizinan kepada masyarakat, pihak BP2T-PM telah menyiapkan berbagai sarana dan pelayanan yang memadai dengan sistim teknologi informasi (IT) pada semua loket-loket yang disediakan, dan proses pengurusannya juga lebih dipercepat.
"Kami beri target untuk urusan yang tidak menggunakan banyak persyarakat paling lama 4-6 hari saja, tetapi bila ada pengurusan izin yang persyaratanya cukup banyak maka selesai tidak lebih dari 14 hari (dua minggu)," ujaranya.
Ia mengatakan, BP2T-PM Konawe Selatan yang bangun dengan menggunakan dana APBD senilai Rp1,6 miliar lebih itu, merupakan salah satu kantor badan yang tergolong terbaik dari 52 kantor layanan di Indonesia.
Bahkan saat ini, BP2T-PM Konawe Selatan, juga sudah mendapat pengakuan internasional ISO 2014 sebagai kantor layanan yang sehat.
DI Sulawesi Tenggara, kata Putu, kantor layanan perizinan yang terbaik hanya dua yakni Konawe Selatan dan Kolaka Utara.
Sebelumnya, Bupati Kanawe Selatan, H Imran mengatakan, keberadaan kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu diharapkan menjadi contoh bagi kantor instansi SKPD lain di Konawe Kelatan dan bahkan kantor lain di Sultra.
"Tentu dengan keberadaan kantor BP2T-PM ini, sekaligus menjadi motivator bagi pimpian instansi lain yang terus berpacu dalam meningkatkan pelayanan dan capaian target demi kesejahteraan rakyat dan daerah dengan prinsip bekerja dengan baik dan tepat waktu," ujaranya.
"Masyarakat terkadang menjadi korban dari calo dengan miminta imbalasa jasa. Padahal proses pengurusan izin apa saja sangat mudah sepanjang syarat-syarat terpenuhi semuanya," kata Kepala BP2T-PM Konawe Selatan, I Putu Darta, di Andoolo, ibukota Konawe Selatan, Jumat.
Menurut Putu, dari 26 perizinan yang ada di Konawe Selatan hampir seluruhnya dinyatakan gratis dan sisa 5 dinas yang masih dipungut biaya administrasi antara lain izin mendirikan bangunan (IMB), sektor perikanan, parawisata dan izin minuman keras.
Sebagai langka percepatan perizinan kepada masyarakat, pihak BP2T-PM telah menyiapkan berbagai sarana dan pelayanan yang memadai dengan sistim teknologi informasi (IT) pada semua loket-loket yang disediakan, dan proses pengurusannya juga lebih dipercepat.
"Kami beri target untuk urusan yang tidak menggunakan banyak persyarakat paling lama 4-6 hari saja, tetapi bila ada pengurusan izin yang persyaratanya cukup banyak maka selesai tidak lebih dari 14 hari (dua minggu)," ujaranya.
Ia mengatakan, BP2T-PM Konawe Selatan yang bangun dengan menggunakan dana APBD senilai Rp1,6 miliar lebih itu, merupakan salah satu kantor badan yang tergolong terbaik dari 52 kantor layanan di Indonesia.
Bahkan saat ini, BP2T-PM Konawe Selatan, juga sudah mendapat pengakuan internasional ISO 2014 sebagai kantor layanan yang sehat.
DI Sulawesi Tenggara, kata Putu, kantor layanan perizinan yang terbaik hanya dua yakni Konawe Selatan dan Kolaka Utara.
Sebelumnya, Bupati Kanawe Selatan, H Imran mengatakan, keberadaan kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu diharapkan menjadi contoh bagi kantor instansi SKPD lain di Konawe Kelatan dan bahkan kantor lain di Sultra.
"Tentu dengan keberadaan kantor BP2T-PM ini, sekaligus menjadi motivator bagi pimpian instansi lain yang terus berpacu dalam meningkatkan pelayanan dan capaian target demi kesejahteraan rakyat dan daerah dengan prinsip bekerja dengan baik dan tepat waktu," ujaranya.