Ambon   (Antara News) - Gubernur Maluku, Said Assagaff mendambakan daerah ini menjadi laboratorium kerukunan antarumat beragama, baik di Tanah Air maupun dunia.

        "Jalinan keharmonisan antarumat beragama di Maluku tidak terlihat di daerah lainnya sehingga aset ini harus dipelihara karena merupakan warisan leluhur," katanya saat peletakan batu pertama Katholik Centre dan Kristiani Centre, di Ambon, Jumat.

        Pembangun dua fasilitas tersebut nantinya juga untuk umat agama Hindu dan Budha di Maluku, menyusul Islamic Centre dibangun pada 2012 dalam rangka menyukseskan MTQ nasional.

        Katholik maupun Kristiani Centre juga dibangun dalam rangka menyukseskan Pesparawi nasional di Ambon pada Oktober 2015.

        "Pembangunan fisik ini direalisasikan dengan program memperkuat ketahanan jalinan keharmonisan antarumat beragama yang nantinya menjadi contoh bagi daerah lain di Tanah Air maupun dunia," ujar Gubernur.

        Dia berbesar hati Maluku menjadi laboratorium kerukunan antarumat beragama yang tercerminan dengan suksesnya berbagai kegiatan keagamaan, pemuda maupun pemerintahan berskala nasional dan Internasional.

        "Kami harus belajar dari pengalaman pahit 'tragedi kemanusiaan' pada 1999 yang ternyata hingga saat ini masih terpelihara jalinan keharmonisan antarumat beragama tersebut dan berkontribusi mendorong percepatan pembangunan, mengoptimalisasi kinerja pemerintahan dan efektifitas pelayanan sosial," tegas Gubernur.

        Dia berencana menemui Menteri Agama yang baru (Kabinet Jokowi - JK) untuk melaporkan fasilitas keamanan tersebut bersama para tokoh agama, selanjutnya mengundang Presiden untuk meresmikannya dan membuka Pesparawi nasionalo di Ambon pada Oktober 2015.

        "Kami jadwalkan Kepala Negara saat  berada di Ambon juga meresmikan patung Menteri Kesehatan era Presiden Soekarno hingga Soeharto, Dr, G.A. Siwabessy dan jembatan Merah Putih melintasi Teluk Dalam Ambon," kata Gubernur.

        Kadis PU Maluku, Ismael Usemahu mengatakan, gedung Katholik Centre dibangun berlantai dua, berkapasitas 800 orang dengan anggaran Rp13,25 milar.

        Sedangkan Kristani Centre juga berlantai dua berkapasitas 1.000 orang dengan anggaran Rp24,35 miliar. Kedua gedung ini sesuai kontrak yang telah ditandatangi pada 8 Oktober harus rampung 8 September 2015.

        Uskup Diosis Amboina, Mgr.P.C. Mandagie maupun Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Jhon Ruhulesin mengapresiasi program Pemprov Maluku untuk mengfasilitasi pembangunan dua gedung tersebut.

        Bahkan, Jhon yang mengawali sambutan peletakan batu pertama pembangunan dua gedung diatas mengingat Pemprov untuk membangun lagi bagi umat Hindu dan Budha.

        Gubernur Said menjamin gedung untuk umat Hindu dan Budha dibangun pada 2015 karena saat ini sedang dirampungkan disainnya.

Pewarta : Alex Sariwating
Editor :
Copyright © ANTARA 2024