Kendari (Antara News) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara menyebutkan bahwa Kota Kendari mengalami deflasi 0,13 persen pada September 2014.

Kepala BPS Sultra, Adi Nugroho, di Kendari, Rabu mengatakan, terjadinya deflasi tersebut karena adanya penurunan indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,62 persen, sandang 0,51 persen, kesehatan 0,05 persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.

"Yang mengalami kenaikan indeks yakni kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau," ujarnya.

Kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,93 persen, 0,39 persen dan 0,26 persen.

Ia menyebutkan bahwa komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah cakalang, ikan kembung, bawang merah, bandeng, ayam hidup, rambe, ekor kuning, asam, teri dan cumi-cumi.

"Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah tarif listrik, bahan bakar rumah tangga, tukang, terong panjang, bayam, minyak goreng, bimbingan belajar, gaun terusan, kangkung dan kacang panjang," katanya.

Adi mengatakan, dari 82 kota yang dilihat indeks harga konsumen, ada 64 kota yang mengalami inflasi dan 18 kota alami deflasi.

Inflasi tertinggi di Pangkal Pinang sebesar 1,29 persen, sedangkan deflasi terbesar di Gorontalo sebesar 0,03 persen.

Pewarta : Oleh: Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024