Kendari (Antara News) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), menggelar seminar perkembangan terkini perkembangan perekonomian Indonesia dan kebijakan moneter.

Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sultra, Dian Nugraha, di Kendari, Selasa, mengatakan dengan seminar tersebut pihaknya ingin menyebarluaskan informasi mengenai kebijakan moneter dan kondisi terkini, tantangan dan prospek perekonomian di tanah air, khususnya kepada masyarakat Sultra.

Seminar tersebut diselenggarakan di salah satu hotel yang berada di Kota Kendari. Dengan menghadirkan peserta dari pemerintah daerah, pelaku usaha, perbankan, akademisi, mahasiswa, pengamat dan pers.

"Ini sebagai sarana untuk penguatan komunikasi kebijakan moneter Bank Indonesia, agar dapat diketahui oleh masyarakat,"ujar Dian Nugraha saat memberikan sambutan pembukaan.

Ia menambahkan seminar tersebut penting untuk memberikan informasi bagi pelaku usaha dalam menentukan strategi investasi di Indonesia. Dengan mengetahu kondisi perokonomian tentunya pelaku usaha dapat menerapkan strategi yang tepat untuk menentukan langkah usaha agar lebih maju dan berkembang.

Sebagai narasumber, dalam seminar tersebut yakni Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Piter Abdullah, yang membawakan materi tentang perkembangan terkini, tantangan dan prospek ekonomi Indonesia.

Selain itu, Narasumber lainnya dari unsur akademisi Universitas Halu Oleo Kendari, Dr Azhar Bafadal yang membawakan materi percepatan reformasi struktural dalam mendukung perekonomian berkelanjutan di Sultra. Seminar itu dipandu oleh Kepala Deputi Bidang Moneter BI Sultra, Farley Piga.

Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Piter Abdullah, mengatakan BI saat ini memutuskan untuk tetap mempertahankan BI rate sebesar 7,50 persen dengan suku bunga "lending facility" dan suku bunga "deposit facility" masing-masing tetap pada level 7,50 persen dan 5,75 persen.

"Kebijakan tersebut konsisten dengan upaya untuk mengarahkan inflasi menuju kesasaran 4,5 plus minus 1 persen pada 2014 serta untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ketingkat yang lebih sehat,"ujar Piter Abdulah.

Ia menambahkan pihaknya akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makro prudensial serta kebijakan untuk memperkuat struktur perekonomian domestik.

Selain itu lanjut Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia tersebut pihaknya juga akan terus meningkatkan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan.

"Langkah tersebut diambil agar proses penyesuaian ekonomi dapat berjalan baikdengan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang `sustainable` ke depan,"ujarnya.

Pewarta : La Ode Abdul Rahman
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024