Palu   (Antara News) - Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) mengaku (klaim) hingga kini telah melepas sekitar 700 anak Burung Maleo ke alam bebas di Kabupaten Sigi.

        "Semua anak Burung Maleo (Macrocephalon) yang telah dilepas di habitanya di Kawasan Taman Nasional di Desa Saluki, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi merupakan hasil penangkaran," kata Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar TNLL, Ahmad Yani, di Palu, Sabtu.

        Ia mengatakan satwa endemik Sulawesi yang dilindungi itu beberapa tahun lalu terancam punah karena telurnya banyak diburu masyarakat untuk diperdagangkan.

        Guna mencegah kepunahannya, maka pada sekitar tahun 1982 dibangun lokasi penangkaran Burung Maleo di Kawasan Taman Nasional yang berjarak sekitar 5 km dari tempat permukiman penduduk di Desa Saluki.

        Petugas Balai Besar TNLL yang ada di lokasi tersebut dibantu masyarakat setempat masuk hutan dan mencari telur Burung Maleo untuk selanjutnya dibawa ke tempat penangkaran.

        Ketika anak Burung Maleo sudah berumur dua tahun, kemudian dilepas kembali ke alam bebas.

        Ahmad Yani mengatakan kegiatan penangkaran telah berhasil meningkatkan populasi Burung Maleo wilayah tersebut.

        Padahal, sebelum adanya penangkaran dimaksud, satwa endemik yang hanya ada di Pulau Sulawesi itu, termasuk di Sulteng hampir punah karena diburu masyarakat.

        Kini, lokasi penangkaran Burung Maleo di Wilayah Pakuli, Simoro, Omu, Saluki dan Tuva menjadi salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.

        Selain itu, lokasi tersebut juga banyak dikunjungi para mahasiswa dan peneliti satwa dari berbagai daerah di Tanah Air maupun luar negeri.

        Habitan burung endemik itu selalu dekat dengan sumber air panas. "Dimana ada sumber air panas, dipastikan hidup dan berkembangbiak Burung Maleo," katanya.

        Selain di wilayah tersebut, habitan Burung Maleo juga ada di sekitar Desa Kadidia dan Kamarora di Kecamatan Nokilalaki.

        Di dua desa itu juga ada habitan Burung Maleo karena ada sumber air panas.

        Satwa itu selain cantik, juga sangat pintar dalam melindungi telur dari berbagai predator. Predator utama adalah biawak, ular dan manusia.

        Saat akan  bertelur, satwa itu membuat beberapa lobang jebakan guna melindungi telurnya dari berbagai gangguan predator.

Pewarta : Anas Masa
Editor :
Copyright © ANTARA 2024