Hasil pemilihan presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 memang belum jelas, karena salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto - Hatta Rajasa, masih mengajukan keberatan melalui Mahkamah Konstitusi (MK).

Namun, pasangan presiden terpilih yang ditetapkan KPU, Joko Widodo - Mohammad Jusuf Kalla (Jokowi-JK), telah memunculkan fenomena baru di tengah masyarakat Sulawesi Tenggara.

Masyarakat Sultra yang pada Pilpres-pilpres sebelumnya minder menyuarakan putra asal provinsi itu untuk menduduki jabatan menteri, kali ini beramai-ramai menyuarakan agar putra Sultra ada yang diakomdir jadi menteri dalam kabinet pemerintahan baru nanti.

Rakyat Sultra demam menyuarakan hal tersebut menyusul rencana pemerintahan presiden terpilih, Jokowi-JK yang menominasikan dua putra daerah asal Sultra, Hugua dan Erwin Usman jadi kandidat menteri kabinet rakyat yang akan dibentuk.

Melalui web site www.kabinetrakyat.org, Hugua yang saat ini menjabat bupati Wakatobi, diposisikan sebagai kandidat Menteri Kelautan dan Perikanan, sedangkan Erwin Usman, advokat di Jakarta, diunggulkan sebagai Menteri Lingkungan Hidup.

Pascapeluncuran web site tersebut pekan lalu, dukungan rakyat Sultra terhadap dua tokoh mudah Sultra itu untuk menjadi menteri dalam pemerintahan baru, mengalir deras.

Dalam waktu hanya sepekan, nama-nama kandidat menteri kabinet rakyat tersebut diluncurkan ke publik melalui www.kabinetrakyat.org, keduanya sudah mendapatkan dukungan rakyat Sultra masing-masing di atas 1.000 orang.

"Rakyat Sultra sangat merespons dan memberikan dukungan kepada dua putra daerah itu untuk menjadi menteri dalam pemerintahan baru, karena selama ini belum ada putra daerah Sultra digadang-gadang apalagi jadi menteri," kata tokoh masyarakat Sultra, Riha Madi di Kendari pekan lalu.

Makanya kata dia, ketika ada putra daerah Sultra digadang-gadang untuk menduduki jabatan menteri, rakyat memberikan respons dan dukungan yang luar biasa.

Akankah hasil pilpres kali ini menorehkan sejarah baru bagi Sultra, ada putra daerahnya masuk kabinet, presiden terpilih yang diputuskan hakim MK-lah yang akan menjawabnya.

Yang pasti pada Pilpres kali ini, rakyat Sultra sudah tak merasa minder lagi menyuarakan putra daerahnya diakomodir jadi menteri dalam pemerintahan baru.

Bila itu terjadi, pemerintahan baru akan menjadi tonggak sejarah baru bagi putra-putri daerah Sultra untuk ikut berpartipasi menyumbangkan pemikiran untuk pembangunan bangsa di tingkat nasional.


                                                        Sudah layak

Selah seorang aktivis LSM di Sultra, Idris Mandati menilai putra daerah Sultra yang dinominasikan sebagai kandidat menteri dalam kabinet rakyat pemerintahan Jokwi - JK, sudah layak menduduki jabatan menteri.

Hugua yang saat ini menjadi bupati Wakatobi misalnya, selain berpengalaman di bidang birokraksi pemerintahan, juga sangat piawai dalam mengelola berbagai organisasi, baik organisasi pemerintahan, politik maupun organisasi sosial.

"Di pemerintahan, Hugua sukses mengantarkan Wakatobi menjadi daerah tujuan wisata dunia, sedangkan di bidang politik Hugua mampu mengantarkan PDIP meraih lima kursi di DPRD Sultra dan menjadi pemenang pemilu di beberapa kabupaten di Sultra," katanya.

Demikian pula di organisasi sosial, Hugua berhasil membesarkan LSM Sintesa yang tidak hanya dikenal di tingkat nasional melainkan juga memiliki jaringan di dunia internasional.

Itu karena Hugua baik sebagai bupati maupun sebagai aktivis LSM kerap kali diundang menjadi pemateri di dalam seminar, baik di tingkat regional, nasional maupun internasional.

Demikian pula dengan Erwin Usman yang kini menjadi advokat di Jakarta, lebih banyak bergelut di bidang lingkungan hidup.

Bahkan tidak jarang, Erwin harus menjadi korban tindak kekerasan dari aparat karena menentang perusakan lingkungan secara semena-mena oleh kalangan investor yang mendapat dukungan dari pemerintah.

"Saya kira kedua tokoh muda asal Sultra itu sangat layak menduduki jabatan menteri. Keduanya, sangat kompoten di bidang jabatan menteri yang diposisikan," katanya.

Pendapat serupa juga disampaikan Mantan Wali Kota Kendari periode 1996 - 2007, Masyhur Masie Abunawas.

Menurut dia, putra asal provinsi ini sudah cukup banyak yang memiliki kualitas, mampu berkarya seperti putra daerah lain di Indonesia. Karena memang dari sisi akademik, sudah banyak putra daerah ini yang menyelesaikan pendidikan pada program S3 dan mengabdikan diri di sejumlah perguruan tinggi di Tanah Air.


                                                       Banyak figur

Baik Masyhur Masie Abunawas maupun Riha Madi berpendapat bahwa sudah banyak figur potensial asal Sultra yang sudah memiliki kopentensi untuk menduduki jabatan menteri.

Menurut keduanya, kualitas sumber daya manusia asal Sultra sudah tidak kalah hebat dibandingkan dengan kualitas SDM dari daerah lain di Indonesia.

"Saya kira, kalau putra asal Sultra diberi kesempatan duduk di kabinet, mereka bisa bekerja membantu mewujudkan visi misi presiden dan wakil presiden selama lima tahun," kata Riha Madi.

Ia lalu menyebut sejumlah tokoh asal Sultra yang sudah pantas menduduki jabatan menteri, yakni La Ode Ida (Wakil Ketua DPD RI), Hugua (Bupati Wakatobi), Ali Mazi (mantan Gubernur Sultra) dan Prof Dr Ir La Ode Masihu Kalamuddin (mantan rektor Universitas Sultan Agung Semarang, Jawa Tengah).

Selain itu juga ada figur lain seperti Prof Dr Djaali (Rektor UNJ), Gubernur Sultra, Nur Alam, Erwin Usman (Advokat di Jakarta, Ridwan BAE (mantan bupati Muna), Amirul Tamim (mantan wali kota Baubau) dan lain-lain.

Sementara itu, tim sukses pasangan Jokowi - JK, Burhanuddin Saputu melalui telepon dari Jakarta, membenarkan jika sejumlah nama asal Sultra, termasuk dirinya tengah digadang-gadang untuk menduduki jabatan menteri dalam kabinet rakyat yang akan dibentuk pemerintahan Jokowi - JK.

Namun kriteria figur menteri yang ditetapkan tim seleksi kabinet Jokowi - JK untuk menduduki jabatan menteri, cukup ketat.

Selain figur yang bersangkutan memiliki kompetensi, kapabilitas dan profesional serta berpengalaman dalam berbagai bidang, juga harus bersih dari praktik kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).

"Dalam menyeleksi figur menteri yang bersih, bebas dari KKN, tim seleksi kabinet Jokowi - JK bukan hanya melibatkan partisipasi publik, melainkan juga meminta pendapat dari pihak KPK," kata Burhanuddin.

Diharapakannya, dari berbagai kriteria menteri yang ditetapkan tim seleksi kabinet Jokowi - JK tersebut ada putra Sultra yang memenuhi syarat dan menempati kursi menteri, sekaligus menjadi sejarah baru bagi Sultra.

Pewarta : oleh Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024