Gorontalo (Antara News) - Warga Kelurahan Bulotadaa Barat, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo, beramai-ramai memberikan sumbangan untuk memeriahkan tradisi malam pasang lampu jelang Idul Fitri atau "Tumbilotohe", Kamis.

         Dari hasil sumbangan tersebut, ribuan lampu tradisional bisa dinyalakan memenuhi lapangan dan tepi jalan raya, pada malam pertama dibukanya Festival Tumbilotohe itu.

         "Kami mendatangi setiap rumah warga untuk mengumpulkan sumbangan seadanya dan terkumpul satu juta lebih. Uang itu kami gunakan untuk membeli bahan bakar dan botol," kata Ketua Panitia Tumbilotohe di kelurahan tersebut, Luqmanto Abdullah.

         Sementara bambu yang digunakan untuk menggantungkan lampu botol, juga diperoleh dari sumbangan sejumlah warga yang memiliki pohon bambu.

          Untuk menghemat bahan bakar, Lukmanto dan warga lainnya memilih untuk mencampur minyak tanah dengan solar.

         "Minyak tanah yang kami gunakan adalah bantuan dari pemerintah, solarnya beli sendiri. Dengan cara ini kami berharap bisa menyalakan lampu selama tiga malam," tambahnya.

         Proses persiapan pemasangan lampu tersebut memakan waktu selama dua minggu, serta dikerjakan secara gotong royong setiap sore dan malam hari.

         Selain lampu tradisional, tumbilotohe juga dimeriahkan dengan hiasan lampu menggunakan listrik yang ditata di sepanjang jalan.

         Seusai buka puasa, lampu mulai dipasang satu per satu.

         "Kami berharap bisa memenangkan lomba tumbilotohe tahun ini," tukasnya.

         Tumbilotohe merupakan tradisi warga Gorontalo di penghujung ramadhan. Dalam bahasa Gorontalo, "tumbilo" berarti pasang dan "tohe" berarti lampu.

         Pemerintah Provinsi Gorontalo menggelar Festival Tumbilotohe dan membagikan 50 ribu liter minyak tanah secara gratis kepada warga.

Pewarta : Oleh Debby Hariyanti Mano
Editor :
Copyright © ANTARA 2024