PBB (Antara/RIA Novosti-0ANA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa  Ban Ki-moon mengutuk serangan Israel terhadap salah satu sekolah di Beit Hanoun yang dikelola PBB, yang juga melayani sebagai tempat penampungan bagi para pengungsi Palestina.

"Saya terkejut dengan berita tentang serangan terhadap  sekolah UNRWA di Gaza Utara, di mana ratusan orang mengungsi," kata Ban Ki-moon, Kamis.

Berbicara dari Erbil, Ban menyatakan bahwa "banyak orang yang  tewas"  termasuk perempuan dan anak-anak, serta staf PBB.

"Keadaan masih belum jelas. Tetapi saya sangat mengutuk tindakan ini."

Sekjen PBB mencatat bahwa lebih dari 100.000 warga Gaza atau lima persen dari total penduduk telah mencari perlindungan di fasilitas UNRWA.

"Saya sekali lagi menekankan kepada semua pihak bahwa mereka harus mematuhi kewajiban mereka menurut hukum kemanusiaan internasional, untuk menghormati kesucian kehidupan sipil. Tidak dapat diganggu gugat  alasan  PBB  untuk menghormati kewajiban mereka bagi para pekerja kemanusiaan."

Ban saat ini sedang melawat ke kawasan, bekerja untuk mengupayakan gencatan senjata.

"Dari sini saya akan terus bekerja sama dengan para mitra internasional dan regional untuk membantu mencapai kesepakatan guna mengakhiri pertempuran secepat mungkin bagi rakyat Gaza dan Israel  sendiri," kata Sekjen PBB menyimpulkan.


                                            800 Warga Tewas
Gaza City, Wilayah Palestina (Antara/AFP) - Serangan mortir pada sebuah rumah di Gaza menewaskan satu orang, Jumat, sehingga total korban tewas menjadi lebih dari 800 warga Palestina setelah salah satu hari paling berdarah  konflik itu.

Tembakan mortir menghantam satu rumah di kota selatan Khan Yunis, kata Juru bicara Layanan Darurat  Ashraf al-Qudra, menewaskan sedikitnya satu orang.

Hampir 100 warga Palestina tewas pada Kamis, menurut angka Juru bicara pelayanan darurat Ashraf al-Qudra, saat Israel menekan dengan serangan 18 hari untuk membasmi penembakan roket Gaza.

Proyektil-proyektil ditembakkan ke Israel telah menewaskan tiga warga sipil - dua orang Israel dan pekerja migran Thailand - dan pertempuran di dan sekitar Gaza telah menewaskan 32 tentara Israel.

Ini adalah konflik paling berdarah di wilayah Palestina yang terkepung sejak operasi militer Israel 2009 di sana.

LSM menyebut sekitar 80 persen dari jumlah korban sipil Palestina, termasuk sejumlah besar perempuan dan anak-anak.

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024